Konser Piano Profesor UGM untuk Pengidap Kanker 

Musikus sekaligus profesor. UGM Namun, ia enggan disebut sebagai artis.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 13 Des 2017, 16:01 WIB
Profesor UGM menggelar konser amal untuk kanker

Liputan6.com, Yogyakarta Seorang profesor di Universitas Gadjah Mada (UGM), Adi Utarini, akan mempertontonkan kepiawaiannya bermain piano dalam sebuah konser amal yang digelar pada 5 Mei 2018.

Guru besar di Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM itu berencana menyumbangkan seluruh hasil konser musik kepada Yayasan Kanker Indonesia (YKI) DIY. Tidak tanggung-tanggung, pendapatan konser ditaksir mencapai Rp 250 juta.

"Dari 974 tiket yang tersedia, sudah terjual 500 tiket sampai saat ini," ujar Kepala Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM, Laksono Trisnantoro, di Yogyakarta, Selasa (12/12/2017).

Konser yang akan diadakan di Auditorium Driyarkara Universitas Santa Dharma (USD) mematok beberapa macam harga tiket sesuai kelas pertunjukan. Harga tiket kelas Platinum Rp 400.000, kelas Gold Rp 250.000, dan kelas Silver Rp 100.000. Selain itu juga dijual tiket streaming yang dibanderol Rp 150.000 untuk dalam negeri dan US $ 10 untuk luar negeri.

Laksono berpendapat pertunjukan musik ini bukan sekadar konser amal, melainkan melibatkan aspek filantropisme. Lewat kegiatan ini akan diteliti efektivitas pengumpulan dana kemanusiaan untuk pelayanan kesehatan melalui konser musik.

Foto dok. Liputan6.com

Konser musik Uut, sapaan Adi Utarini, dipandang Laksono bukan konser biasa.

"Musikus di Indonesia banyak, profesor juga banyak, tetapi musikus yang profesor sangat jarang," ucapnya.

 

 


Ada Kaitannya dengan Alasan Pribadi

Profesor UGM menggelar konser amal untuk kanker

Uut punya alasan pribadi menyumbangkan hasil pertunjukkannya untuk pengidap kanker. Penyakit ini pernah menimpa orang-orang di sekitarnya. Bahkan, ada pula yang sampai saat ini masih berjuang melawan kanker.

Secara ilmiah, sebagai manusia pasti merasakan dampak emosional ketika didiagnosis kanker. "Saat keluar diagnosis kanker, berarti perjuangan seluruh keluarga, tidak hanya orang yang mengidapnya saja," kata Uut.

Foto dok. Liputan6.com
Konser yang digelarnya juga bukan untuk memantapkan langkah menjadi seorang guru besar sekaligus artis. Di usianya yang lebih dari 50 tahun, Uut hanya ingin berbagi kepada sesama melalui keahliannya bermain piano.

Dia akan tampil selama 2,5 jam dan berkolaborasi dengan sejumlah penyanyi dan musikus, seperti Gadjah Mada Chamber Orchestra (GMCO), Paduan Suara Paramaksi, Putri K. Larasati, Jodi Visnu, SKE Band, serta Band Oldies Section Band.

 

 


Mengembangkan Rumah Singgah

Profesor UGM menggelar konser amal untuk kanker

Wakil Ketua YKI DIY, Sunarsih Sutaryo, memperoleh hak guna tanah seluas 4.000 meter persegi dari Keraton Yogyakarta. Rencananya, rumah singgah dengan 32 kamar bisa dibangun. Saat ini, tempat itu baru bisa menampung 13 orang, terdiri dari sembilan orang dewasa dan empat anak-anak.

"Kami masih menunggu donasi untuk mewujudkan hal itu," kata Sunarsih.

Rumah singgah bernama Sasana Marsudi Husada diperuntukkan bagi pasien pengidap kanker yang berasal dari luar DIY, akan tetapi menjalani pengobatan di DIY. Keberadaan rumah singgah memberi manfaat ekonomis karena tidak perlu menginap di hotel atau penginapan sehingga menambah biaya operasional pengobatan. Selain itu, lokasinya juga berdekatan dengan RSUP Dr. Sardjito.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya