Dinas DKI Sebut Tiang Pancang MRT dan LRT Persempit Saluran Air

Menurut Teguh, penyempitan saluran air sudah terjadi sejak satu tahun lalu, dan pihak MRT dan LRT sudah mengembalikan lebar saluran air.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 13 Des 2017, 14:34 WIB
Kondisi pembangunan LRT Jabodebek di kawasan Kuningan, Jakarta, Selasa (26/9). Pembangunan LRT (Light Rail Transit) Cawang-Dukuh Atas pada ruas Jalan HR Rasuna Said saat ini sudah sampai pada pengecoran tiang pancang. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut, banjir yang melanda Jakarta, Senin, 11 Desember 2017 lalu, salah satunya disebabkan oleh saliran air yang terhambat proyek MRT dan LRT.

Ketika dikonfirmasi soal saluran air, Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Teguh Hendrawan mengakui ada penyempitan saluran air di kawasan Sudirman, Thamrin, Kuningan, dan Mampang yang disebabkan oleh pembangunan tiang pancang proyek MRT dan LRT.

"Tiang pancang membuat penyempitan drainase," kata Teguh saat dihubungi di Jakarta, Rabu (13/12/2017).

Menurut Teguh, penyempitan saluran air sudah terjadi sejak satu tahun lalu, dan kontraktor pembangunan MRT dan LRT pun sudah mengembalikan lebar saluran air. Namun, masih ada beberapa jalan yang pengembalian lebar trotoarnya terlambat.

"Kita sudah koordinasi, dan mereka koordinatif segera diselesaikan," ucap Teguh.

Dia berharap, nantinya proyek pembangunan apa pun lebih memperhatikan drainase.

"Tidak hanya LRT, MRT, (pembanguanan) tol Becakayu juga (sempitkan saluran). Kami Berharap pada pelaksanaan pembangunan, tolong drainase kami diperhatikan, jangan diperkecil. Karena enggak bisa dibohongin, saat hujan ketahuan kan (saluran sempit)," kata Teguh.

Teguh mencontohkan saluran MT Haryono yang menyempit dari 10 meter menjadi 2 meter. Ia meminta kepada pihak LRT agar segera mengembalikannya seperti semula.

"Contoh di MT Haryono, tiang pancang menghalangi, underpass di Cawang di sana harusnya lebar saluran 10 meter, di lapangan tinggal 2 meter, itu minta dikembalikan," ucap Teguh.

 


Pembangunan Trotoar

Pekerja menyelesaikan pembangunan Trotoar Ramah Disabilitas di Jalan Hidup Baru, Kalimati, Jakarta Utara, Selasa (27/12). Nantinya trotoar ini akan dibangun sepanjang 753 meter dan lebar 2,4 meter. (Liputan6.com/Gempur M. Surya)

Selain tiang pancang, ujar Teguh, pembangunan trotoar di Sudirman-Thamrin juga menjadi salah satu penyebab menyempitnya saluran air dan menimbulkan genangan.

"Termasuk tadi pembangunan trotoar Dinas Bina Marga. Itu drainase, tali airnya, jangan sampai ketutup oleh coran-coran dan beton-beton yang menutup jalannya, ini harus diperhatikan karena kejadian kemarin itu dampaknya," tandas Teguh.

Sebelumnya, kontraktor LRT, Adhie Karya, telah menjawab tudingan Anies yang menyebut proyek pembangunan LRT sebagai penyebab banjir.

 


Jawaban Adhi Karya

Penampakan water inlet di Jln Rasuna Said Kuningan, Jakarta. (Instagram Adhi Karya)

Melalui akun Instagramnya, @adhikaryaid, pihak Adhi Karya memberikan jawaban panjang lebar dan menyertakan foto yang memperlihatkan tidak ada genangan banjir, Selasa (12/12/2017).

Berikut pernyataan lengkap Adhi Karya yang diunggah di akun Instagramnya:

"Ingat hujan besar yg menimbulkan genangan di banyak tempat kemarin? Jakarta memang membutuhkan solusi komprehensif untuk mengatasi banjir. Proyek LRT Jabodebek selalu berusaha mengoptimalkan dan menjaga drainase yang ada. Di sepanjang Jalan Rasuna Said Kuningan, tepatnya di lokasi Proyek LRT Jabodebek membuat lubang masuk air (water inlet) langsung ke gorong-gorong di bawah jalan.

Semoga dengan program penyempurnaan drainase dan pembuatan sumur resapan dari Pemprov DKI akan membuat Jakarta beberapa tahun ke depan menjadi kota bebas banjir, dan berkurang kemacetannya karena Proyek LRT Jabodebek sudah mulai beroperasi. Ini semua membuat hidup warga Jakarta lebih nyaman karena terhindar dari banjir dan kemacetan."

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya