Liputan6.com, Jakarta Intensitas hujan di Jakarta cukup tinggi jelang akhir tahun. Kondisi ini mempengaruhi perubahan aktivitas, diantaranya pada penggunaan peralatan elektronik.
Manager Niaga dan Pelayanan PT PLN Distribusi Jakarta Raya (Disjaya) menyatakan, tingginya intensitas hujan pada beberapa hari ini, belum mempengaruhi konsumsi listrik di Jakarta.
"Belum ada pengaruhnya. Kan hujannya tidak lama, tidak setiap hari juga," kata Leo, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Selasa (13/12/2017).
Baca Juga
Advertisement
Menurut Leo, konsumsi listrik di Jakarta masih normal, belum menunjukkan penurunan atau kenaikan akibat hujan yang mengguyur Jakarta beberapa hari belakangan ini. "Kalau dilihat belum ada perubahan konsumsi, masih normal," tutur dia.
Dalam situasi normal, beban puncak konsumsi listrik Jakarta terjadi pada siang hari sekitar 4.847 MW, sedangkan saat malam hari menurun menjadi 4.505 MW.
PLN Disjaya pun telah mempersiapkan beberapa langkah untuk mengantisipasi musim hujan yang dapat mengganggu sistem kelistrikan.
Manajer Komunikasi, Hukum, dan Administrasi PLN Distribusi Jakarta Raya Aries Dwianto mengatakan, pihaknya mengambil langkah antisipasi kemungkinan tingginya curah hujan di Jakarta, yang seringkali mengakibatkan banjir hampir setiap tahun dialami warga Jakarta.
PLN Disjaya melakukan antisipasi serta pengamanan listrik untuk mengurangi tingkat pemadaman pada saat banjir, melalui peninggian 113 instalasi PLN yang berupa Gardu Induk (GI) dan Gardu Distribusi (GD) hingga akhir November 2017.
"Peninggian instalasi PLN ini salah satu langkah antisipasi banjir dan untuk mengamankan Aset PLN agar tidak terendam banjir," kata Aries.
Peninggian gardu distribusi dilakukan agar instalasi listrik, di gardu distribusi tidak terendam air dan terjadi kerusakan saat terjadi banjir, sehingga gardu distribusi tersebut dapat tetap beroperasi melayani pelanggan. "Peninggian gardu distribusi ini bervariasi tergantung kebutuhan lokasi," dia menuturkan.
Menurut Aries, setiap tahun PLN Disjaya membentuk tim Penanggulangan Banjir sebagai langkah kesiapan dan kesiagaan menghadapi kemungkinan-kemungkinan terjadinya bencana banjir di Jakarta.
Selain kesiapan pasukan, PLN Disjaya membangun pusat komando penanggulangan akibat bencana banjir yang dinamakan Disaster Recovery Center (DRC), sebagai pusat pemantauan kondisi sistem kelistrikan yang didalamnya meliputi pusat data daerah beserta Instalasi PLN yang rawan banjir, pemantauan daerah yang mengalami pemadaman akibat banjir hingga pemulihan pasokan listriknya.
Pasukan Khusus
PLN Disjaya juga memiliki Pasukan Khusus Respon Cepat melayani segala macam keluhan dan gangguan. Pasukan yang dinamakan Detasemen Layanan Khusus 123 (DenYanSus 123) ini juga siap siaga 24 jam untuk mengantisipasi kemungkinan bencana banjir.
Denyansus memilki dua posko yaitu di PLN Area Cengkareng, untuk melayanai bagian barat ibukota, dan PLN Area Cempaka PUtih yang memantau wilayah timur ibukota.
Pasukan ini juga dilengkapi dengan perahu karet untuk menembus wilayah yang terendam banjir, Unit Kabel Bergerak (UKB), Unit Gardu BErgerak (UGB), Unit Diesel Bergerak (UDB) dan Crane untuk proses percepatan pemulihan pasokan listrik.
Antisipasi selanjutnya adalah kehandalan pasokan listrik untuk menunjang rumah-rumah pompa utama yang dibangun Pemerintah DKI Jakarta agar beroperasi optimal. Lokasinya seperti di gedung pompa Cideng, Waduk Pluit, rumah pompa Pasar Ikan, dan pompa air Ancol Barat Martadinata, pompa lodan, dan waduk Setiabudi.
"Kehandalan pasokan jaringan listrik Rumah-rumah Pompa ini sekarang diperkuat dengan pemasangan Automatic Change Over (ACO) di gardu distribusi dalam jaringan listrik tersebut. ACO ini berfungsi untuk penggantian pasokan daya listrik secara otomatis jika pasokan utama mengalami gangguan saat terkena banjir sehingga air tidak dapat mengalir sampai ke gardu distribusi tersebut," dia menandaskan.
Advertisement