Liputan6.com, Jakarta Dalam artikel feature Donald Trump di New York Times baru-baru ini, disebutkan pemimpin Amerika Serikat ini gemar minuman bersoda. Dalam sehari, Trump bisa minum 12 kaleng minuman soda diet.
Ahli nutrisi asal Amerika Serikat Dariush Mozaffarian mengomentari kebiasaan konsumsi minuman bersoda berlebihan seperti yang Donald Trump lakukan. Dia mengkhawatirkan kebiasaan itu bisa berpengaruh terhadap kesehatan orang nomor satu Amerika Serikat itu.
Advertisement
"Efek kesehatan jangka panjang dari pemanis rendah kalori atau buatan belum diketahui dengan pasti. Kami sedang melakukan eksperimen tentang kesehatan masyarakat secara nasional di seluruh populasi," kata Mozzafarian seperti mengutip Time, Kamis (13/12/2017).
Walaupun begitu, lebih baik minum air mineral biasa dibandingkan dengan mengonsumsi minuman soda diet. Terlebih jumlah kafein yang terdapat dalam 12 porsi diet soda yang Donald Trump minum melebihi batasan medis pada orang dewasa.
Kebiasaan ini meningkatkan kegugupan, insomnia, migrain, detak jantung yang lebih cepat dan masih banyak lagi.
Saksikan juga video menarik berikut:
Minum diet soda berlebih tetap bikin gemuk
Sebuah studi menyebutkan, mengonsumsi diet soda pernah dilakukan pada hewan. Hasilnya, terjadi perubahan fisiologis yang menyebabkan terjadinya penambahan berat badan.
Lalu, orang yang mengonsumsi diet soda memiliki kecenderungan terkena diabetes tipe 2. Studi di 2009 menunjukkan, orang yang minum diet soda 67 persen lebih berisiko terkena diabetes dua dibanding yang tidak.
Selain itu, orang yang mengalami diabetes tipe 2 memiliki risiko terkena penyakit lain. Seperti tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, lemak berlebih. Hal itu memicu risiko terkena penyakit jantung dan stroke seperti mengutip Mayo Clinic.
Advertisement