Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Mahyudin meminta agar Wakil Presiden RI Jusuf Kalla yang juga mantan Ketua Umum Golkar bisa memberi saran untuk mengubah mekanisme pemilihan ketua umum, jika nanti Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar digelar.
"Saya cuma menyarankan sama Pak JK, tolong Bapak juga bantu kalau bisa mekanisme pemilihan ketua umum pada munaslub yang akan datang, kalau bisa diperbaiki," ucap Mahyudin usai bertemu JK di kantor Wapres, Jakarta, Rabu (13/12/2017).
Advertisement
Mahyudin mengusulkan pemilihan dengan menggunakan pola perwakilan yang dilakukan oleh tim seleksi, atau tim formatur.
"Ini ide saya. Saya bilang dengan sistem demokrasi perwakilan," ujar Mahyudin.
Dia optimistis dengan pola tersebut dapat terhindar dalam praktik politik uang. Memang, politik transaksional seperti itu selalu berembus di tiap perhelatan partai dalam menentukan pucuk pimpinan.
"Sehingga potensi yang selama ini diduga ada money politic dan sebagainya itu bisa dihindari," tandas Mahyudin.
Pengamanan Ketat dan Rapat Terbatas
Dewan Pengurus Pusat Partai Golkar hari ini akan menggelar rapat pengurus pleno. Rapat yang dijadwalkan pukul 19.00 WIB itu rencananya dipimpin Plt Ketua Partai Golkar Idrus Marham.
Pantuan Liputan6.com, Rabu (13/12/2017), di kantor DPP Golkar Jalan Anggrek Neli Murni, puluhan aparat keamanan tengah berjaga. Bahkan, ada posko di sisi kanan pintu masuk untuk para aparat kepolisian Jakarta Barat.
Sekitar pukul 18.00 WIB puluhan aparat kepolisian menggelar apel. Sementara itu, sejumlah kader menggelar rapat terbatas jelang pleno. Rapat tersebut dipimpin Ketua Harian DPP Partai Golkar Nurdin Halid.
Dia menuturkan, rapat harian terbatas ini untuk menegaskan kembali apakah akan melakukan rapat pleno atau tidak.
"Jadi memang dalam rapat harian terbatas, memang menyiapkan dua opsi supaya konsisten. Dengan keputusan rapat pleno (sebelumnya) bahwa apabila praperadilan ditolak, maka DPP segera rapat untuk munaslub," jelas Nurdin.
Meski demikian, dia menuturkan, rapat malam ini ingin tetap berjalan. Dengan catatan, agenda rapatnya diperbincangkan.
"Membicarakan munaslub atau belum, tergantung nanti malam. Atau kita tunda menunggu putusan praperadilan besok," tegas Nurdin.
Advertisement
Dakwaan Setnov Dibacakan
Mantan Ketua Umum PSSI itu memberi sinyal bahwa rapat pleno malam ini akan membahas munaslub. Pasalnya, dakwaan Setya Novanto telah dibacakan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.
"Kalau menurut hukum, apabila dakwaan dibacakan, praperadilan itu gugur. Sudah bisa menyatakan praperadilan selesai. Maka agenda DPP bisa berjalan tanpa menunggu keputusan praperadilan," tegas Nurdin.
Akan tetapi, masih kata dia, semua tergantung bagaimana forum dalam rapat pleno nanti. Apakah melanjutkan agenda lain atau menunda.
"Kalau saya tetap menyarankan untuk tetap pleno. Nah apakah dibicarakan munaslub atau tidak, tergantung dari para peserta rapat," pungkas Nurdin.