Memanas Jelang Pleno, Golkar Terbagi 2 Faksi Soal Munaslub

Partai Golkar kembali memanas jelang rapat pleno yang diadakan malam ini di kantor DPP, Jakarta Barat.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 13 Des 2017, 20:02 WIB
Rapat Pleno Partai Golkar. (Liputan6.com/Putu Merta Surya Putra)

Liputan6.com, Jakarta - Partai Golkar kembali memanas jelang rapat pleno yang diadakan malam ini di kantor DPP, Jakarta Barat. Semua sepakat diadakan musyawarah nasional luar biasa (munaslub), tapi berbeda dalam menentukan waktunya.

Ketua DPP Golkar, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Fraksi Partai Golkar, Agus Gumiwang Kartasasmita, mengatakan, Munaslub Golkar harus dilakukan Desember ini. Pendukung Airlangga Hartarto sebagai calon ketua umum Golkar ini menyebut agar munaslub langsung diadakan pada 20 Desember 2017.

"Ya kami menginginkan munaslub sesegera mungkin. Kalau bisa diselenggarakan paling lambat tanggal 20. Karena tentu alasannya agenda politik ke depan yang sangat penting. Khususnya berkaitan dengan pendaftaran pilkada," ucap Agus di kantor DPP Golkar, Jakarta, Rabu (13/12/2017).

Hal ini tampaknya juga diamini oleh Airlangga sendiri. Dia menuturkan, memang paling tepat harus sesegera mungkin.

"Diharapkan bulan Desember ini bisa diselesaikan," tutur Airlangga.

Meski demikian, lanjut dia, semua tergantung dengan dinamika rapat pleno Partai Golkar malam ini. "Nanti dibahas di sini. Tentunya kita lihat perkembangan pleno," ungkap Menteri Perindustrian itu.


Beda Pandangan

Plt Ketum DPP Partai Golkar, Idrus Marham saat memberi sambutan pembuka Mukernas Kosgoro 1957 di Jakarta, Selasa (12/12). Dalam sambutannya, Idrus meminta peserta Mukernas Kosgoro 1957 mendoakan Setya Novanto. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Sementara itu, rencana munaslub tersebut mendapat suara sumbang dari faksi Setya Novanto. Pelaksana Tugas Ketua Umum Golkar Idrus Marham enggan berspekulasi bahwa helatan akbar tersebut akan dilaksanakan bulan ini.

"Jadi saya tidak boleh berwacana, biarlah nanti di dalam rapat pleno. Kalau nanti saya katakan begini, nanti dianggap lagi bahwa Plt Ketum sudah mengarahkan. Itu tidak boleh. Biar betul-betul aspirasi ini tumbuh dari seluruh pengurus DPP secara sungguh-sungguh memperhatikan aspirasi sebelumnya," tegas Idrus.

Dia menuturkan, hal ini perlu dilakukan agar tidak ada elite Golkar yang merasa tercederai. Dengan begitu, harus benar-benar mengambil keputusan yang terbaik.

"Karena itu, saya katakan nanti. Sebentar," tutur Idrus.

 


Cacat Hukum

Ketua Banggar DPR Aziz Syamsuddin usai mengikuti rapat Bamus, Jakarta, Senin (11/12). Aziz yang ditunjuk Setya Novanto menggantikan dirinya menjadi Ketua DPR mendapat penolakan lebih dari 50 persen anggota DPR Fraksi Golkar. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Bak gayung bersambut, Aziz Syamsuddin, yang juga orang setia Setnov menolak jika ada munaslub Desember. Dia berkilah agar perayaan Natal tidak terganggu.

"Ya kan kasihan orang (merayakan) Natal dan Tahun Baru. Natalan dululah," ungkap Aziz.

Pria yang duduk di Komisi III DPR RI ini menyatakan, seharusnya rapat pleno bukan membahas munaslub, melainkan rapimnas. Sebab, soal munaslub harus dibahas di rapimnas.

"Nanti itu bukan soal munas. munas itu harus melalui rapimnas. Tanggal dan tempat munas itu harus ditetapkan dalam rapimnas. Bukan dalam Pleno DPP," tukas Aziz.

Dia menyebut jika akhirnya munaslub terlaksana, tanpa adanya rapimnas, dirinya mengklaim itu hal yang cacat. Meski demikian, semua tergantung dalam dinamika yang ada.

"Ya lihat dulu ini seperti apa. Saya belum tahu ini gimananya. (Langsung munaslub) cacat," pungkas Aziz.

Saksikan video pilihan berikut:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya