Gunung Agung Erupsi, 50 Persen Turis Batal ke Bali

Meski jumlah maskapai penerbangan yang datang ke Bali tak berubah, penumpang mengalami penurunan drastis

oleh Dewi Divianta diperbarui 14 Des 2017, 07:01 WIB
Layar daftar penerbangan terlihat di Terminal Internasional Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, Kamis (30/11). Bandara tersebut kembali beroperasi terhitung pukul 15.00 WITA, Rabu (29/11). (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Denpasar - Erupsi Gunung Agung betul-betul menghantam denyut nadi pariwisata di Bali. Betapa tidak, ribuan turis batal mendarat di Bali, sebagai imbas aktivitas vulkanik gunung setinggi 3.031 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut.

‎General Manager PT Angkasa Pura I Bandar Udara (Bandara) I Gusti Ngurah Rai, Yanus Suprayogi menjelaskan, separuh dari jumlah turis yang telah membatalkan rencana kedatangannya ke Pulau Bali. Bahkan, kata Yanus, penurunan jumlah mencapai separuh dari kedatangan normal.

"Sejauh ini perkembangan Bandara Ngurah Rai kita tahu bersama, penumpang itu turun sekitar 40-50 persen. Dari 60 ribu penumpang tinggal tersisa 30-40 ribu penumpang," ucap Yanus di Kuta, Bali, Rabu, 13 Desember 2017.

Ia meminta kepada semua elemen untuk bahu-membahu me-recovery atau memulihkan pariwisata Bali yang tengah anjlok akibat Gunung Agung meletus. Apalagi, sejak gunung yang terletak di Kabupaten Karangsem itu erupsi, terjadi penurunan drastis jumlah kedatangan turis ke Bali.

Penurunan penumpang itu terjadi untuk kedatangan domestik dan internasional. Khusus untuk kedatangan internasional, Yanus menyebut bahwa kondisinya lebih memprihatinkan. Pasalnya, semakin banyak yang melakukan pembatalan kedatangan.

"Terutama China yang tak mau terbang ke Bali, Jepang juga dan negara-negara tetangga lain,” paparnya.

Kebanyakan dari mereka mengonfirmasi pembatalan kedatangan karena khawatir imbas dari erupsi Gunung Agung yang pernah meletus dahsyat pada 1963 itu.

"Alasan mereka khawatir, tidak berani. Sekarang itu kondisinya hampir semua maskapai mengalami penurunan," ujarnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Para Turis Bakal Terjamin di Bandara Ngurah Rai

General Manager PT Angkasa Pura I Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai, Yanus Suprayogi. (Liputan6.com/Dewi Divianta)

Yanus memastikan belum banyak maskapai yang melakukan pemberangkatan terbang ke Pulau Dewata.

"Pesawatnya banyak, tapi penumpangnya yang berkurang," papar Yanus.

Untuk itu, ia meminta kepada media untuk ikut membantu me-recovery sektor pariwisata di Pulau Dewata yang tengah lesu.

"Dalam kondisi seperti ini hendaknya diberitakan yang berimbang. Sekarang yang diberitakan cuma Gunung Agung meletus dan pengungsian," ujarnya.

Padahal, objek wisata yang lain di Bali masih aman. "Saya minta itu diekspos ramai-ramai agar recovery kita lebih cepat," ia berharap.

Yanus menegaskan, Bandara Ngurah Rai telah memiliki skenario soal bencana erupsi Gunung Agung. Bila akhirnya turis terpaksa menginap di Bandara Ngurah Rai karena ditutup, telah disiapkan tempat yang nyaman.

Ia menjamin pula makanan dan minuman telah disiapkannya. Seperti yang terjadi beberapa waktu lalu ketika bandara terpaksa ditutup akibat abu vulkanik Gunung Agung.


Erupsi Gunung Agung Tak Ganggu Rencana Tahun Baru di Bali

Wisatawan mengambil foto Gunung Agung dari kawasan Pantai Amed, Karangasem, Bali, Rabu (6/12). Kawasan Amed ini juga terkenal dengan lokasi wisata air. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Masyarakat tak menahan rencana untuk menghabiskan libur Natal dan Tahun Baru di Bali, meskipun Gunung Agung terus mengalami erupsi. Hingga saat ini, belum terlihat adanya pembatalan tiket pesawat besar-besaran oleh calon penumpang yang berencana berlibur ke Bali.

Demikian disampaikan Sekretaris Jenderal Asosiasi Penjualan Tiket Penerbangan Indonesia (Astindo) Pauline Suharno saat dihubungi Liputan6.com, di Jakarta, Rabu, 13 Desember 2017.

"Kalau mereka yang sudah memang membeli tiket di awal-awal bukan mendadak. Mereka masih wait and see, belum membatalkan, masih melihat bisa terbang atau tidak, dekat-dekat nanti. Kalau reservasi baru memang hampir tidak ada," jelas dia.

Saat ini Astindo belum bisa melihat dampak dari erupsi Gunung Agung terhadap keputusan para calon penumpang yang akan berlibur ke Bali. Dia bilang, biasanya ramai atau tidaknya kunjungan ke Bali terlihat jelang Natal.

"Biasanya kalau awal belum ramai, yang kerja belum libur. Mulai peak tanggal 19 Desember ke atas," ucap dia.

Ia menambahkan, operasional Bandara I Gusti Ngurah Rai sendiri masih buka tutup untuk mengantisipasi erupsi Gunung Agung. Dia mengatakan, untuk beberapa maskapai internasional sendiri sudah melakukan pembatalan penerbangan ke Denpasar.

Emirates sendiri melakukan pembatalan dari tanggal 11 Desember hingga 14 Desember 2017. Sedangkan Singapore Airlines juga melakukan pembatalan dari tanggal 7 Desember hingga 14 Desember 2017.

"Kalau Emirates juga membatalkan dari minggu lalu sampai tanggal 14 Desember," tukas dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya