Sejumlah Wanita di Peru Nikahi Pohon, Tak Suka Laki-Laki?

Selepas prosesi pernikahan, para wanita dipersilahkan satu persatu mencium pohon yang secara resmi telah menjadi suami mereka.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 14 Des 2017, 18:40 WIB
Selepas prosesi pernikahan, para wanita dipersilahkan satu persatu mencium pohon yang secara resmi telah menjadi suami mereka (Corazones Verdes)

Liputan6.com, Lima - Pernikahan yang dilakukan secara massal tentu akan menarik perhatian banyak orang. Pasalnya, bukan hanya sepasang melainkan bisa menyentuh angka puluhan pasangan.

Baru-baru ini, pernikahan massal yang sangat unik digelar di Kota Lima, Peru. Banyak warga yang dibuat terheran-heran karena beberapa wanita bukan menikahi pria, melainkan pohon.

Dilansir dari laman Dailymail.co.uk, Kamis (14/12/2017), panitia pernihakan bahkan mengganti confetti yang biasa terdiri atas dengan kertas-kertas kecil dengan dedaunan.

Selepas prosesi pernikahan, para wanita dipersilahkan satu persatu mencium pohon yang secara resmi telah menjadi 'suami' mereka. Dalam pernikahan itu, sang pengantin wanita telah berjanji untuk menjaga jodohnya hingga maut memisahkan.

Ternyata, prosesi pernikahan tersebut digelar oleh seorang seniman sekaligus aktivis pecinta lingkungan Richard Torres.

Pria tersebut berperan sebagai pendeta yang membacakan janji pernikahan. Sementara, para wanita tersebut adalah aktris lokal yang sudah diminta untuk hadir dalam acara tersebut.

Pernikahan antara manusia dan pohon ini sebenarnya adalah sebuah kampanye agar masyarakat dapat mencintai lingkungan.

"Kami ingin memberi pesan perdamaian dan berharap agar masyarakat dapat memahami betapa pentingnya merawat pohon," ujar Torres

Sementara itu, salah satu pengantin wanita yang turut berpartisipasi dalam pernikahan tersebut adalah Patricia Serra. Ia mengatakan, acara ini akan membuat masyarakat mencintai pohon dan berkomitmen seumur hidup.

"Pohon memang tak bersuara, tetapi kami paham akan kondisinya," ujar Serra.

Torres mengatakan, sudah banyak pohon yang ditebang untuk pembangunan di pusat kota Lima.

Selain di Peru, pria itu juga berencana untuk menggelar aksi serupa (menikahi pohon) di beberapa negara di Amerika Latin lainnya.

 


Pria Buta dan Lelaki Tanpa Lengan Tanam 10 Ribu Pohon

Mereka adalah Jia Haixia dan Jia Wenqi, seorang pria buta dan satunya lagi tanpa lengan yang menjalin persahabatan selama 10 tahun terakhir.

Aksi cinta lingkungan bisa dilakukan oleh siapa saja, termasuk dua pria asal China ini. Meski menyandang disabilitas, kedua pria tersebut dianggap sebagai pahlawan lingkungan.

Keduanya bahkan pernah menjadi sorotan dan viral di sosial media, karena berhasil mengubah lahan-lahan tandus di desanya menjadi hutan yang subur.

Mereka adalah Jia Haixia dan Jia Wenqi, seorang pria buta dan satunya lagi tanpa lengan yang telah menjalin persahabatan selama 10 tahun terakhir.

Seperti dilansir dari Daily Mail.co.uk, Haixia (53) lahir dengan kondisi mata sebelah kiri yang buta akibat menderita katarak kongenital. Ia pun kembali kehilangan penglihatan di mata kanannya pada tahun 2000 akibat kecelakaan kerja.

Sedangkan sahabatnya Wenqi yang juga berusia 53 tahun, kehilangan kedua lengannya saat ia baru berusia 3 tahun dalam sebuah kecelakaan.

Meski keduanya memiliki keterbatasan, baik Haixia dan Wenqi tidak pernah bergantung pada orang lain. Ini bahkan mempersatukan keduanya dengan menjadi partner kerja sekaligus sahabat.

Dalam 10 tahun terakhir, keduanya telah menjadi sahabat sekaligus mata dan tangan untuk satu sama lain di sebuah pedesaan di Hebei, China.

"Dia adalah mataku dan aku adalah tangannya," kata Haixia.

Seperti dilansir dari Shanghaiist.com, misi keduanya dimulai pada tahun 2001. Ketika itu mereka memutuskan untuk mengabdikan hidupnya demi menyelematkan desanya dari terjangan banjir. Kedua sahabat ini pun berhasil menyelesaikan misinya. Mereka menjadikan lahan seluar 3 hektare di desanya menjadi hamparan hutan yang subur.

Setelah berhasil melakukan penanaman kembali, Haixia dan Wenqi memiliki misi selanjutnya. NetEase melaporkan, kedua pria disabilitas ini fokus pada penanaman pohon di lereng sebuah bukit.

Tidak adanya sumber air di wilayah tersebut membuat Haixia dan Wenqi harus menempuh jarak sejauh 2 kilometer untuk mendapatkan sumber air. Mereka berharap pemerintah daerah ikut memberikan bantuan dengan membangun sebuah sumur.

Hanya dengan membawa palu dan sebuah tongkat besi, setiap hari kedua sahabat ini pergi meninggalkan rumahnya pada jam 7 pagi. Di saat harus menyeberangi arus sungai yang cukup deras, Wenqi yang tak memiliki lengah akan menggendong Haixia di punggungnya.

Hal serupa pun dilakukan Haixia. Karena tidak punya uang untuk membeli bibit, mereka memanfaatkan stek. Dimana stek ini harus diambil dari atas pohon. Lewat arahan Wenqi, sahabatnya yang buta itu memanjat pohon untuk mengambil cabang-cabang pohon.

Atas semua usaha yang telah dilakukan selama 10 tahun ini, kedua pria disabilitas itu sudah menanam hingga 10.000 pohon dan tidak memiliki rencana untuk berhenti.

"Meksi selama puluhan tahun tidak banyak yang kami hasilkan, tapi kami mengakui semua usaha kami," kata Haixia.

"Kami berdiri di atas kaki sendiri. Buah yang kami tanam dari kerja keras kami hasilnya lebih manis. Walau kami cuma bisa makan roti kukus, tapi hati kami selalu damai," ujar Wenqi yang menjadi mata bagi Haixia.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya