Pengamat: Proyek LRT-MRT Bukan Penyebab Banjir di Ibu Kota

Pengamat transportasi menyatakan Pemprov DKI Jakarta seharusnya tidak menjadikan proyek LRT dan MRT sebagai kambing hitam banjir.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 14 Des 2017, 14:07 WIB
Aktivitas proyek pembangunan kereta ringan LRT (Light Rail Transit) Jabodetabek di Tol Jagorawi, Jakarta, Selasa (28/11). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat Transportasi Darmaningtyas menyatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta seharusnya tidak menjadikan proyek LRT dan MRT sebagai kambing hitam dari persoalan banjir di Ibu Kota. Menurut dia, pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait hal tersebut dinilai tak masuk akal.‎

"Jadi saya tidak melihat logikanya, dan tidak melihat fakta empirisnya. Karena (pembangunan) LRT belum sampai di Dukuh Atas, MRT-nya kan juga di bawah," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Kamis (14/12/2017).

Sebagai contoh, lanjut Darmaningtyas, jika banjir terjadi di daerah Dukuh Atas, Jakarta Pusat, harusnya yang disalahkan bukan pembangunan infrastruktur di sekitarnya. Menurut dia, yang harusnya dievaluasi yaitu drainase yang berada di daerah tersebut.

"Menurut saya kalau Dukuh Atas banjir, karena bawahnya ada sungai, berarti yang buruk adalah drainase yang menghubungkan jalan itu dengan sungai. Semestinya drainase Dukuh Atas itu dibuat terkoneksi dengan sungai, jadi air yang menetes di jalan itu harusnya mengalir ke sungai," kata dia.

Selain soal drainase, yang juga harus menjadi perhatian Pemprov DKI Jakarta adalah daya tampung sungai yang ada di Ibu Kota. Untuk itu, diperlukan pendalaman sungai dengan mengeruk sampah-sampah yang menumpuk di aliran sungai.

‎"Kalau sungainya menguap, itu harus dikeruk. Tapi kapan mau dikeruk? Karena mestinya itu jadi prioritas.‎ Kalau pengerukan Kanal Barat itu tugas Kementerian PUPR. Tetapi membuat drainase yang terkoneksi dengan sungai ini bisa dilakukan oleh Pemprov, mungkin bisa semacam pipa besar dipasang di Dukuh Atas, dikoneksikan dengan sungai, maka ketika ada banjir semestinya airnya mengalir ke sungai. Kalau penyebabnya (banjir) LRT dan MRT, menurut saya tidak logis," tandas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Kata Anies

Anies Baswedan meninjau titik banjir di sekitaran Tol Becakayu (Liputan6.com/ Nanda Perdana Putra)

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, meninjau penyebab banjir di terowongan Jalan MT Haryono, Cawang, Jakarta Timur. Rangkaian pemasangan beton diduga menjadi penyebab tersendatnya aliran air di lokasi tersebut.

Menurut dia, pemasangan beton proyek LRT di pintu keluar terowongan sebelah kiri terlalu rapat. Namun begitu, dia menyatakan, pernyataan itu bukanlah bentuk menyalahkan pihak lain atau mencari-cari alasan.

"Ini bukan menyalahkan, tapi menunjukkan sebab. Saya minta ini supaya dibuka. Supaya air bisa lancar mengalir, sehingga kalau ada hujan air tidak terhalangi," tutur Anies Baswedan di lokasi, Jakarta, Kamis (14/12/2017).

Berdasarkan informasi, banjir di terowongan bisa mencapai setengah meter. Jika itu terjadi, dipastikan kemacetan mengular panjang.

"Kalau di sini setengah meter itu seluruh Jalan Gatot Subroto sampai Semanggi berhenti," jelas Anies.

Meski minta dipindahkan, penghalang trotoar seperti pagar pembatas masih diminta tetap dipasang. Hal itu agar proyek tidak terganggu dengan masuknya warga yang berada di sekitar pembangunan itu.

"Penutup atasnya biarkan supaya orang tidak masuk juga. Selama musim hujan ini digeser saja dulu," Anies Baswedan menandaskan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya