Kenali Gejala Kanker Hati seperti yang Dialami AM Fatwa

Anggota Dewan Perwakilan Daerah Andi Mappetahang Fatwa atau AM Fatwa meninggal dunia karena kanker hati

oleh Fitri Syarifah diperbarui 14 Des 2017, 14:15 WIB
AM Fatwa Meninggal Setelah Bertarung Melawan Kanker Hati (Liputan-6)

Liputan6.com, Jakarta Anggota Dewan Perwakilan Daerah Andi Mappetahang Fatwa atau AM Fatwa meninggal dunia pada Kamis (14/12/2017) pagi. Anak ke-5 AM Fatwa, Rijalulhaq Fatwa mengatakan, sang ayah menderita kanker hati sejak dua tahun lalu.

Tokoh nasional kelahiran Bone, Sulawesi Selatan ini juga ternyata tidak hanya menderita kanker hati. Dokter juga sempat mendiagnosisnya mengidap hepatitis.

Kondisi seperti AM Fatwa ini memang banyak terjadi di Indonesia. Data Globocan yang dirilis oleh the International Agency for Research on Cancer (IARC), pada tahun 2008 mengungkap, ada 13.238 kasus kanker hati di Indonesia dengan angka kematian mencapai 12.825 jiwa.

Angka ini diperkirakan akan terus naik seiring dengan meningkatnya prevalensi penderita hepatitis B dan C yang saat ini mencapai 30 juta jiwa. Sebanyak 50 persen di antaranya diperkirakan menderita penyakit hati kronis dan 10 persen mengalami kanker hati seperti AM Fatwa.

 

 

Simak video berikut ini:


Penyebab kanker hati

Kanker Hati

Kanker hati terjadi ketika sel-sel yang ada dalam hati bermutasi dalam DNA, bagian dari tubuh yang berfungsi memberikan instruksi untuk semua proses kimia yang terjadi dalam tubuh Anda. Proses mutasi ini menyebabkan sel-sel dalam hati tumbuh di luar kendali dan akhirnya membentuk tumor (gumpalan sel kanker).

Seperti dimuat WebMD, Kamis (14/12/2017), kasus kanker hati cenderung disebabkan oleh Hepatitis B dan C.

Masalahnya, dalam mendeteksi ini seringkali gejala awalnya tidak terlihat. Namun apabila semakin memburuk, pengidapnya akan merasakan beberapa gejala seperti berat badan menurun, kehilangan nafsu makan, nyeri pada perut bagian atas, mual dan muntah, kelelahan, organ hati membesar, perut bengkak, warna kulit dan bagian putih pada mata berubah menjadi kuning serta tinja berwarna putih seperti kapur.

Hepatitis B sejauh ini paling dikhawatirkan, mengingat penyakit ini adalah pembunuh ke-8 di dunia karena dapat menyebabkan kanker hati. Selain itu, penularan penyakit ini bisa terjadi dari ibu ke bayi saat melahirkan atau melalui hubungan seksual dan transfusi darah.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2007, virus hepatitis B menjangkiti 9,4 persen penduduk Indonesia (sekitar 22 juta orang).

Untuk menanggulangi hepatitis B, pemerintah Indonesia memberlakukan program vaksinasi gratis hepatitis B untuk bayi baru dilahirkan sejak tahun 1997. Pencegahan juga dilakukan lewat penapisan terhadap darah yang hendak ditransfusikan di unit transfusi darah Palang Merah Indonesia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya