Peran Besar Digitalisasi di Industri Pariwisata Indonesia

Digitalisasi sudah tidak bisa lagi dihindari karena orang-orang saat ini lebih banyak berkomunikasi melalui perangkat digital termasuk smart

oleh Andina Librianty diperbarui 14 Des 2017, 16:30 WIB
Ilustrasi Travel (iStockphoto)​

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia mulai menuai buah manis kebijakan digitalisasi industri pariwisata yang diterapkan Menteri Pariwisata Arief Yahya. Kebijakan tersebut mulai diterapkan sejak Arief diangkat sebagai anggota Kabinet Kerja pada 2014.

Salah satunya adalah slogan pariwisata Indonesia, Wonderful Indonesia yang semakin populer. Selain itu, banyak destinasi wisata baru yang diklaim sudah mendapatkan pengakuan dunia.

Indonesia juga berhasil dinobatkan oleh media internasional, The Telegraph, sebagai salah satu dari 20 negara dengan pertumbuhan travel tercepat di dunia. Indonesia mengalahkan kompetitor terdekat yaitu Malaysia, Singapura dan Thailand.

Berkat kebijakan digitalisasi, industri pariwisata Indonesia tumbuh 24 persen dari Januari-Oktober 2017. Pada periode yang hampir sama yaitu Januari-Oktober 2017, Thailand sebagai salah satu kompetitor kuat, hanya tumbuh 6,69 persen.

Bentuk kebijakan digitalisasi yaitu dengan lebih banyak menggunakan media digital untuk mempromosikan pariwisata Indonesia.

Digitalisasi sudah tidak bisa lagi dihindari karena orang-orang saat ini lebih banyak berkomunikasi melalui perangkat digital termasuk smartphone. Selain itu, media digital dinilai empat kali lebih efektif daripada media konvensional.

“Pertama kali saya jadi Menteri, program saya adalah Go Digital. Karena sekarang terjadi revolusi dalam industri apa pun menuju digitalisasi, kalau tidak ikut maka akan mati. Karena data menunjukkan, 70 persen orang di dunia search dan share apa pun aktivitasnya menggunakan digital,” jelas Arief dalam seminar “Digitalizing Wonderful Indonesia” di kawasan Jakarta, Kamis (14/12/2017).

 


Destinasi Digital berbasis Esteem Economy

Tak henti-hentinya Menteri Pariwisata, Arief Yahya dan seluruh jajarannya mengedepankan konsep Go Digital Be The Best.

Aktivitas ibu rumah tangga dan generasi millenial di ramah digital, kata Arief, memberikan kontribusi yang cukup besar untuk pertumbuhan pariwisata Indonesia. Keduanya dinilai sangat suka mengunggah aktivitas liburan atau makanan yang dikonsumsi dan mengunggahnya ke media sosial.

Melihat karakteristik tersebut, salah satu kunci sukses membuat branding pariwisata terkenal harus yang bisa menciptakan tren terutama di media sosial. Hal ini sekaligus bisa membuat banyak wisatawan asing datang ke Indonesia.

Oleh karena itu, Arief menggadang-gadang Kementerian Pariwisata akan membuat 100 destinasi digital pada tahun depan. Destinasi digital ini dibuat berdasarkan konsep Esteem Economy (pengakuan ekonomi) yang dipopulerkan oleh praktisi bisnis sekaligus guru besar bidang Ilmu Manajemen di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI), Rhenald Kasali.

Berdasarkan konsep tersebut, maka destinasi parwisata tidak hanya harus menarik ketika dilihat secara langsung, tapi juga ketika diunggah ke media sosial atau istilah masa kini adalah instagramable. Foto-foto yang menarik di media sosial ini memiliki peluang besar untuk viral, sehingga bisa mengundang lebih banyak wisatawan.

Selain itu, di destinasi pariwisata tersebut harus memiliki jaringan telekomunikasi seperti WiFi dengan kualitas yang baik.

“Sebenarnya ini adalah yang diharapkan oleh masyarakat. Ini sekaligus menjadi tantangan untuk teman-teman telekomunikasi agar 100 destinasi tadi memiliki layanan komunikasi yang sangat bagus dan selalu ada WiFi,” ungkapnya.

(Din/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya