Liputan6.com, Ambon - Seketika air selokan di depan kantor Polres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease di Jalan dr J Latumeten, Kelurahan Perigi Lima, Kecamatan Nusaniwe, berubah menjadi cairan yang memabukkan. Bau alkohol menyengat di sekitar selokan itu.
Bukan karena peristiwa mistis, melainkan karena beribu liter minuman keras ditumpahkan aparat polisi setempat dalam rangka pemusnahan minuman keras yang tersebar di Kota Ambon.
Selama 10 hari menggelar razia di berbagai pintu masuk Kota Ambon, pihak Polres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease berhasil menyita 7.437 liter minuman keras khas lokal Maluku yang sering disebut sopi.
Baca Juga
Advertisement
Turut hadir dalam pemusnahan sopi itu, perwakilan dari unsur Pemerintah Kota Ambon, DPRD, Kodim, Kejaksaan Tinggi, Pengadilan Negeri, dan tokoh agama, serta tokoh masyarakat Kota Ambon.
Kapolres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Sutrisno Hady mengatakan, sopi atau minuman keras dianggap sebagai penyebab dari segala permasalahan dalam masyarakat. Dengan begitu, penjualannya harus dikendalikan dan dibatasi.
"Konflik antarsuku, antarwarga semua permasalahan yang terjadi dipicu minuman keras," kata Kapolres, Kamis (14/12/2017).
Sutrisno tidak membayangkan razia yang dilakukan Polres Ambon mampu menyita sopi dengan jumlah sebanyak itu. Dia yakin jika razia ini dilakukan dalam sebulan maka hasilnya akan lebih besar lagi. "7.437 liter sopi disita dalam razia yang dilakukan selama 10 hari, bagaimana kalau sebulan lagi," kata Kapolres.
Simak video pilihan berikut:
Miras Sopi, Minuman Keras Khas Maluku
Sopi adalah minuman keras lokal Maluku yang terbuat dari sari buah mayang. Pohon ini tumbuh subur di beberapa pulau yang ada di Maluku terutama di pulau-pulau yang ada di Kabupaten Maluku Barat Daya dan Kabupaten Maluku Tenggara.
Sebagian warga desa di Pulau Seram juga membudidayakan anakan pohon mayang untuk membuat sopi. Sopi yang diproduksi di Maluku memiliki beragam warna, rasa, dan bau yang berbeda. Paling banyak adalah warna bening yang rasa dan baunya sangat khas yang akan sulit dikonsumsi pemula.
Ada juga warna kuning bening seperti warna bensin premium. Jenis ini tidak banyak dijumpai di Maluku. Rasa dan baunya pun berbeda.
Sementara yang berwarna merah seperti minuman daun teh, hanya bisa dijumpai ketika ritual adat. Kualitasnya pun sangat baik, bisa bertahan selama bertahun-tahun.
Advertisement