Liputan6.com, Jakarta - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei terkait masa depan Partai Golkar setelah terpilihnya ketua umum yang baru. Salah satu hasilnya, memperlihatkan bahwa terdapat potensi Partai Golkar untuk tersingkir dari 2 besar di Pileg 2019.
"Partai Golkar terancam untuk berada di urutan kedua atau lebih buruk lagi di Pileg 2019," ucap Ardian Sopa, peneliti LSI Denny JA di Kantor LSI Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (14/12/2017).
Advertisement
Hasil survei LSI Denny JA menunjukkan, elektabilitas PDIP untuk Pileg 2019 adalah yang tertinggi dengan raihan 24,2%, diikuti Partai Gerindra dengan 13,0%. Sedangkan Partai Golkar hanya meraih 11,6%.
Survei tersebut juga menunjukkan alasan mengapa hasil elektabilitas Golkar berpotensi turun di Pileg 2019. Alasan itu antara lain adanya keinginan masyarakat akan branding baru Partai Golkar. Untuk itu, dibutuhkan ketua umum yang baru, program baru, dan tokoh baru di tubuh Golkar.
"Sebesar 34,4% masyarakat menginginkan ketum baru, 27,6% menginginkan program baru, dan 22,6% menginginkan tokoh baru di dalam Partai Golkar. Dengan begitu Golkar berpotensi untuk mendapatkan dukungan publik di Pileg 2019," jelas Ardian Sopa.
Golkar Bisa Bangkit
Hasil survei juga menunjukkan mayoritas masyarakat antusias dan optimistis Partai Golkar dapat bangkit dan mendapat dukungan jika partai tersebut memiliki branding baru sesuai keinginan masyarakat.
"Sebesar 67,5% meyakini Golkar bisa bangkit, mendapat dukungan publik jika terdapat ketum baru, program baru, dan tokoh baru yang membawa branding baru sesuai keinginan masyarakat," ucap Ardian Sopa.
Advertisement
Survei Nasional
Survei kuantitatif ini dilakukan pada 1-14 November 2017. Sedangkan kualitatif riset berupa FGD dan wawancara mendalam dilakukan tanggal 1-13 Desember 2017. Sebanyak 1.200 responden dihimpun secara nasional.
Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error sebesar 2,9%.
Saksikan video pilihan berikut ini: