Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terus berupaya mengembangkan tol laut di Indonesia. Saat ini, setidaknya sudah ada 13 trayek yang dioperasikan pemerintah melalui operator yang telah ditunjuk.
Keberadaan tol laut ini dinilai sudah terbukti menurunkan biaya logistik di Indonesia Timur. Sebut saja di Wamena, harga semen kini hanya berkisar Rp 300 ribu per sak dari sebelumnya mencapai Rp 500 per sak.
Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub Agus Purnomo mengatakan untuk 2018, Kemenhub kembali akan menambah trayek tol laut.
Baca Juga
Advertisement
"Tahun ini kita sudah operasikan 13 trayek tol laut. Nanti tahun 2018 dengan anggaran yang sudah kita alokasikan akan kita tambah menjadi 50 trayek tol laut. Untuk kemana saja pelayarannya, kita sedang kaji," terang dia di kamtornya, Kamis (14/12/2017).
Selain menambah trayek, Agus juga bakal mengevaluasi trayek yang saat ini sudah dijalankan. Adapun yang menjadi baham evaluasi adalah keefektifan trayek tersebut terhadap penurunan harga di wilayah yang menjadi tujuan.
Rencananya pola trayek ini juga akan berubah di 2018. Perubahan tersebut akan diterapkan berdasarkan hub and spoke. Dengan pola ini, diharapkan tol laut akan lebih efektif.
Dengan model hub and spoke ini, kapal berukuran besar tidak lagi singgah di kota-kota kecil. Hal ini karena fasilitas infrastruktur tidak mendukung.
"Jadi memang hasilnya kapal besar itu tidak bisa merapat. Jadi nanti di hub saja, kemudian ke wilayah kecil kita gunakan kapal yang lebih kecil. Ini akan lebih efisien," dia menegaskan.
Skema hub and spoke tahun depan dimungkinkan karena Kemenhub bakal mengoperasikan 15 kapal kontainer baru berkapasitas 115 TEUs. Kapal-kapal tersebut telah dipesan Kemenhub sejak 2015 dan sebagian besar rampung di akhir 2017.
Seperti tahun ini, pemerintah di 2018 mencoba menawarkan kepada swasta untuk menjalankan trayek tol laut ini.
Saat ini, setidaknya sebanyak tujuh rute dibuka untuk swasta melalui lelang. Sedangkan sisanya melalui penugasan kepada PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero).
Selain kapal kontainer milik negara, program Tol Laut tahun depan juga bakal dipadukan dengan program feri jarak jauh (long distance ferry). Kapal yang melayani trayek feri jarak jauh menurut Agus bakal menjadi pengumpan dari trayek-trayek tol laut. (*)