Liputan6.com, Jakarta Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz menyetujui kucuran dana stimulus ekonomi senilai 72 miliar riyal atau US$ 19,2 miliar yang setara Rp 257,9 triliun (kurs US$ 1= Rp 13.575). Stimulus bertujuan mendongkrak perekonomian negara ini, yang menurun terpicu rendahnya harga minyak mentah dunia.
Seperti mengutip Reuters, Kamis (14/12/2017), pemberian stimulus mencakup pinjaman perumahan senilai 21,3 miliar riyal, anggaran untuk mendukung proyek ekonomi senilai 10 miliar riyal, dan kucuran 1,5 miliar riyal untuk membantu perusahaan yang kesulitan.
Rencananya, pemerintah juga menggelontorkan 2,8 miliar riyal demi menyuntik perusahaan-perusahaan kecil. Selain itu, pemerintah juga akan menyesuaikan biaya penyelamatan perusahaan-perusahaan kecil. Estimasi dana yang dikeluarkan untuk ini mencapai 7 miliar riyal.
Baca Juga
Advertisement
Dilaporkan bila sektor swasta telah tumbuh melambat pada tahun ini. Ini akibat kebijakan penghematan yang dirancang pemerintah untuk mengekang defisit anggaran negara, seiring rendahnya pendapatan dari ekspor minyak.
Perekonomian Arab Saudi diprediksi menghadapi lebih banyak tantangan pada awal tahun depan. Ini imbas dari rencana penyesuaian pajak pertambahan nilai sebesar 5 persen pada Januari dan kenaikan harga energi domestik.
Penasihat Kabinet Fahad al-Sukait, kepada wartawan menjelaskan jika rencana pemberian stimulus merupakan bagian dari skema bantuan kepada swasta senilai 200 miliar riyal dalam 4 tahun.
Dari jumlah itu, 40 miliar riyal dialokasikan untuk tahun ini dalam bentuk kenaikan modal pemerintah guna mendukung perekonomian. Bentuknya dengan memberikan pinjaman ke daerah-daerah seperti pada sektor perumahan.
Sementara 72 miliar riyal akan digunakan dalam empat tahun ke depan. Ini termasuk 24 miliar riyal pada 2018. Sementara sisanya sebesar 88 miliar riyal, dikatakan Sukait masih dalam penyusunan skema.