Liputan6.com, Adelaide - Sebuah analisis pada pembuangan air menemukan bahwa Adelaide merupakan "ibu kota" metilamfetamina Australia dilihat dari jumlah penggunanya. Metilamfetamina atau sabu-sabu, atau juga dikenal dengan sebutan "ice", adalah jenis obat-obatan terlarang yang paling banyak dipakai di Negeri Kanguru.
Program Pemantauan Narkoba Nasional menguji pembuangan air lebih dari 14 juta warga Australia. Laporan kegiatan tersebut mengungkap bahwa penggunaan sabu-sabu mencapai sekitar 80 dosis per seribu orang setiap harinya di wilayah Adelaide.
Dikutip dari ABC Australia Plus, Jumat (14/12/2017), jumlah tersebut menjadi yang tertinggi yang tercatat di wilayah tersebut dalam delapan tahun.
Sementara itu, negara bagian Australia Barat memiliki tingkat konsumsi sabu-sabu tertinggi di kawasan regional dengan mencapai 60 dosis per 1.000 orang setiap hari.
Baca Juga
Advertisement
Menteri Kesehatan Mental dan Penyalahgunaan Obat-obatan di Australia Selatan, Peter Malinauskas, mengatakan bahwa pemerintah federal Australia tahun ini telah menyiapkan dana hingga 8 juta dolar Australia, atau Rp 80 miliar, untuk mendukung pihak kepolisian dan meningkatkan jumlah tempat rehibilitasi untuk mengatasi masalah kecanduan
"Kami tahu jenis narkoba ini sangat menyebabkan kecanduan dan kami juga tahu ketika mereka sedang tak sadarkan diri karena sabu, ada kecenderungan kuat melakukan kejahatan yang agresif," ujar Peter.
Peter menambahkan, 18 tempat rehabilitasi, termasuk untuk mereka yang kecanduan sabu-sabu, akan mulai dibangun di seluruh wilayah Australia Selatan mulai awal 2018.
"Obat ini telah merusak keluarga, seperti halnya merusak penggunanya sendiri dan kita perlu memberikan dukungan," kata Peter.
Menekan Penggunaan Sabu-Sabu
Juru bicara oposisi, Stephen Knoll, mengatakan ada banyak hal yang dilakukan untuk mengatasi masalah ini.
Menurut dia, fokus utama adalah adanya keseimbangan antara pencegahan dan penegakan hukum.
"Ini menjadi masalah budaya dan kita perlu mengubah perilaku orang. Cara terbaik untuk melakukannya adalah mengikutsertakan mereka pada program yang membantu mereka membersihkan diri," kata Stephen.
"Artinya, mereka mengalihkan diri dari kejahatan dan penderitaan bagi diri mereka sendiri dan orang-orang yang berhubungan dengannya," ucap dia.
Pemerintah negara bagian Australia Barat juga meminta pemerintah federal Australia untuk berbuat lebih banyak. Mereka mengatakan, masalah ini menjadi masalah nasional.
"Kami ingin melihat adanya pendekatan nasional yang berkelanjutan terutama soal impor obat-obatan yang membahayakan ini," kata Peter.
"Mereka masuk ke pelabuhan, pesawat, dan pemerintah federal perlu mendanai penjaga perbatasan dengan benar agar menghentikan dan membatasi impor obat berbahaya ini," ujarnya.
Advertisement