Bursa Asia Bervariasi, Nikkei Tertekan SahamToyota

Wakil Presiden AS Mike Pence menunda perjalanan ke Timur Tengah di tengah ketidakpastian reformasi perpajakan.

oleh Arthur Gideon diperbarui 15 Des 2017, 08:45 WIB
Pasar saham China (AP Photo/Mark Schiefelbein)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Asia dibuka bervariasi pada perdagangan Jumat pekan ini. Sedangkan Wall Street tertekan karena kekhawatiran akan kemajuan pembicaraan mengenai reformasi perpajakan AS.

Mengutip CNBC, Jumat (15/12/2017), indeks Nikkei 225 Jepang berada di bawah tekanan dengan melemah 0,82 persen di awal sesi. Saham-saham yang berorientasi ekspor melemah karena dolar AS melemah terhadap yen Jepang. Saham Toyota turun 1,73 persen dan Sony melemah 0,4 persen.

Bergeser ke Korea Selatan, Iideks acuan Kospi naik tipis 0,60 persen setelah mengalami tekanan yang cukup dalam pada perdagangan sebelumnya. Saham-saham Blue Chip berkontribusi cukup besar pada kenaikan pada perdagangan hari ini.

Samsung Electronics naik 0,16 persen, SK Hynix naik 0,79 persen dan Hyundai Motor naik 0,66 persen.

Di Australia, indeks S&P/ASX 200 dibuka melemah 0,25 persen. Saham-saham di sektor finansial menjadi pemberat gerak bursa Australia. Sedangkan saham-saham sektor tambang mampu menguat tetapi tak bisa membawa indeks ke zona positif.

Di AS, Wall Street tertekan karena investor melihat tanda-tanda ganjalan dalam rencana reformasi perpajakan. Senator Marco Rubio, R-Fla pada Kamis waktu setempat mengkonfirmasi bahwa dia menentang rencana reformasi perpajakan yang diajukan oleh Partai Republik.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Tunda perjalanan

Wapres AS Mike Pence (AP Photo/Manuel Balce Ceneta)

Wakil Presiden Mike Pence menunda perjalanan ke Timur Tengah di tengah ketidakpastian reformasi perpajakan ini. Mike Pence harus meyakinkan para anggota senat bahwa reformasi perpajakan ini memberikan dampak positif terhadap perekonomian AS.

Di tempat lain, Bank Sentral Eropa mempertahankan kebijakan moneter pada Kamis kemarin. Namun mereka meningkatkan perkiraan pertumbuhan ekonomi untuk kawasan Eropa dari 2,2 persen menjadi 2,4 persen untuk 2017 ini.

"Gubernur Bank Sentral Eropa Mario Draghi memberikan pandangan lebih hawkish meskipun ekonomi membaik, mereka tidak memiliki rencana untuk menaikkan suku bunga dalam waktu dekat," jelas analis BK Asset Management, Kathy Lien.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya