BI: Konsumsi Rumah Tangga Bakal Lebih Baik pada 2018

Konsumsi rumah tangga bakal meningkat pada 2018 didorong oleh program pemerintah melalui bantuan sosial (bansos).

oleh Septian Deny diperbarui 15 Des 2017, 10:30 WIB
Suasana di pusat perbelanjaan di Tangerang, Banten, (16/12). Aturan pencantuman tersebut selain bagi importir atau produsen, juga diwajibkan bagi pedagang pengumpul. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menyatakan secara umum konsumsi rumah tangga di Indonesia pada tahun ini cenderung tidak tumbuh jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Namun demikian, pada 2018 diyakini konsumsi rumah tangga ini akan kembali meningkat.

Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Dody Budi Waluyo, mengatakan meski telah memasuki akhir tahun, konsumsi rumah tangga hanya tumbuh sedikit. Hal ini dapat dilihat dari penjualan di ritel yang meningkat hanya 2,5 persen.

"Konsumsi rumah saat ini relatif tumbuh secara terbatas. Artinya, beberapa indikator, misal ritel sales hanya tumbuh 2,5 persen, relatif belum berubah dibanding bulan lalu. Konsumsi juga belum terlalu banyak terlihat, seperti di makanan dan minuman," ujar dia di Jakarta, Jumat (15/12/2017).

Sedangkan untuk kelompok masyarakat menengah ke atas, kata dia, masih cenderung menahan belanjanya dan menyimpang uangnya di tabungan. Sekalipun kelompok ini mengeluarkan uangnya, bukan digunakan untuk berbelanja, melainkan untuk kebutuhan yang sifatnya hiburan, seperti berwisata.

"Jadi indikator di kelompok menengah atas menahan konsumsi dan banyak gunakan dana yang diperoleh untuk tabungan atau deposito atau saham. Bahkan, untuk kegiatan yang sifatnya leisure. Kami perkirakan konsumsi rumah tangga tahun ini relatif tidak tumbuh tinggi dari 2016," kata Dody.

"Ini indikator ada semacam penahanan dari keinginan konsumsi masyarakat dan permodalan income masyarakat yang relatif berkurang untuk kelompok masyarakat tertentu," katanya.

Meski demikian, Dody meyakini pada tahun depan konsumsi rumah tangga akan kembali meningkat. Salah satunya didorong oleh program pemerintah melalui bantuan sosial (bansos).

"Ini di-address secara baik oleh pemerintah melalui bansos cash for work yang nanti alokasinya juga akan berjalan di 2018. Kami lihat di 2018 konsumsi masih akan baik. Salah satunya karena dorongan fiskal pemerintah," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Kelas Menengah

Pedagang tas menunggu pembeli di Blok M Mal, Jakarta Selatan, Selasa (8/1). Menurun drastisnya pengunjung Mal Blok M sangat dirasakan pedagang. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) juga meyakini tingkat konsumsi masyarakat akan kembali meningkat di 2018. Hal ini diharapkan menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi di tahun depan.

Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu, Adriyanto mengatakan, selama ini banyak yang menyebut jika daya beli masyarakat menurun. Namun menurut dia, sebenarnya antara daya beli dan konsumsi masyarakat merupakan hal yang berbeda.‎

‎"Jadi sebetulnya kita harus bedakan antara daya beli dengan pengeluaran. Daya beli lebih dipengaruhi oleh inflasi. Kalau pengeluaran itu lebih dipengaruhi oleh naik turunnya pengeluaran.‎‎ Data yang kita miliki, masyarakat masih ada tingkat pengeluaran yang cukup bagus, tapi tidak ada hubungannya dengan daya beli," ujar dia dalam Pelatihan Wartawan di Jeep Station Indonesia, Bogor, Jawa Barat, Selasa (12/12/2017).

Dia menuturkan, tingkat konsumsi masyarakat, dalam hal ini rumah tangga di 2017 justru cenderung stabil dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dinilai lebih baik dan menjadi bukti jika tidak ada gangguan pada daya beli masyarakat.

"Kalau dari konsumsi rumah tangga tumbuhnya relatif stabil. Konsumsi masih cukup bagus dan lebih stabil dibandingkan 2015. Tren konsumsi rumah tangga ini trennya menurun. Di tren di 2016 naik di kuartal dua dan turun selanjutnya. Tapi saat ini (2017) sudah cukup stabil," kata dia.

Selain itu, pada tahun ini memang masyarakat menengah ke atas menahan belanja dan memilih menyimpan dananya di bank. Namun, Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi BKF Kemenkeu Adriyanto meyakini kelas menengah ke atas ini akan kembali meningkatkan belanja pada 2018.‎

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya