Liputan6.com, Surabaya - Polda Jawa Timur menyatakan bahwa ledakan paket bom di Jalan Laksda M Nasir, tepatnya di depan PT Bahana Line, Surabaya, bukanlah dari jenis Trinitrotoluena (TNT).
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera mengatakan paket yang meledak itu bukanlah bom TNT atau sejenisnya dan berdaya ledak rendah (low explosive).
"Itu bahan bondet yang dirangkai dengan kotak HP (handphone)," ucap Barung, Jumat (15/12/2017) dilansir Antara.
Mantan Kabid Humas Polda Sulawesi itu mengatakan, polisi telah bergerak cepat dan telah mengungkap serta memeriksa siapa yang bertanggung jawab atas ledakan bom di Surabaya.
Baca Juga
Advertisement
Namun, saat ditanya lebih lanjut, Barung enggan merinci siapa dan apa motif dari pelaku. "Yang jelas polisi sudah periksa itu semua motif dan siapa yang melakukannya," katanya.
Rencananya, besok, Polres Tanjung Perak, Surabaya, akan merilis dan menyampaikan terkait kepentingan apa yang dilakukan pelaku.
Adapun sebelumnya, sebuah paket bom meledak di Jalan Laksda M Nasir di depan PT Bahana Line Surabaya dan melukai tangan penerima paket. Ledakan itu terjadi pada Senin, 11 Desember 2017, sekitar pukul 22.00 WIB.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Bukan Bom, Polisi Ungkap Ledakan yang Rusak 4 Rumah di Mojokerto
Dalam kasus serupa, polisi akhirnya mengetahui penyebab ledakan dahsyat yang merusak empat rumah warga di Jalan Rajekwesi, Perumahan Wates, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto, Jawa Timur, akhir pekan lalu. Ledakan tersebut dipicu oleh kebocoran regulator tabung elpiji.
Hal itu diketahui, setelah Tim Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Cabang Surabaya Polda Jatim menyelidiki rumah nomor 25 milik Agus Tampubolon yang menjadi sumber ledakan.
Dalam penyelidikan itu, petugas tim Puslabfor meminta keterangan aktivitas kegiatan yang dilakukan Agus dan anaknya, serta melakukan uji tes pada regulator elpiji.
"Kami sudah melakukan serangkaian percobaan untuk menguji kebocoran regulator, di antaranya menggunakan air sabun, dan itu ada kebocoran," ungkap Kaur Subbidang Kimia Toksikolodi dan Biologi Forensik (Bidkimbiofar) Puslabfor Cabang Surabaya Polda Jatim, Kompol Handi Purwanto, Senin, 11 Desember 2017.
Handi memaparkan, gas dari tabung elpiji 12 kg tersebut menguap melalui regulator yang rusak. Kebocoran terjadi setelah pemilik rumah selesai memasak. Dari hasil keterangan yang dijelaskan Agus, saat itu dia memasak pukul 06.00 WIB sampai 07.00 WIB dan ledakannya kejadian pukul 10.00 WIB.
Tak hanya itu, petugas tim Puslabfor sebanyak tiga orang ini juga menemukan indikasi pemicu ledakan. Menurut dia, otomatis mesin pompa air menjadi penyulut pada gas yang bocor.
"Saat terjadi ledakan, anak pemilik rumah bangun tidur kemudian mandi. Nah, dugaan sementara, otomatis pompa air ini menjadi penyulutnya karena jarak antara pompa air dan tabung elpiji hanya 1,5 meter," kata Handi.
Usai melakukan penyelidikan selama satu setengah jam, tim Puslabfor menyita tabung dan selang berserta regulatornya untuk diperiksa lebih lanjut. Meski indikasi penyebab ledakan sudah ditemukan, petugas masih belum bisa menyimpulkan secara pasti ledakan yang merusak empat rumah warga tersebut.
"Kami masih akan meminta keterangan dari pemilik rumah," ucap Kasat Reskrim Polres Mojokerto Kota AKP Suhariyono dilokasi.
Suhariyono mengatakan, kerusakan paling parah memang terjadi di bagian belakang rumah atau bagian dapur. Namun, pihaknya akan tetap menunggu hasil lengkap dari tim Puslabfor untuk kesimpulannya.
"Mereka (Puslabfor) tim ahli, jadi harus kita tunggu hasil lengkapnya," ujarnya.
Advertisement
Mirip Bom
Sebelumnya, warga di Jalan Rajekwesi 1, Perumahan Wates, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto, Jawa Timur, mendadak gempar karena suara ledakan keras dari dalam rumah milik Agus Tampubolon, Sabtu, 9 Desember 2017. Ledakan seperti bom itu membuat rumah Agus dan tiga rumah tetangganya rusak parah.
Belum diketahui pasti dari mana sumber ledakan itu. Namun, suara yang terdengar saat itu sangat keras hingga menyebabkan atap rumah ambrol, serta jendela, dapur, kamar mandi hingga ruang tamu hampir roboh. Terlihat juga tembok di beberapa bagian rumah korban retak.
Saat kejadian, Agus Tampubolon sedang memandikan anak perempuannya yang masih duduk di kelas 6 SD. Beruntung, mereka terhindar dari ledakan karena terbatasi oleh dinding beton.
"Ledakannya sangat keras seperti bom sampai terasa getarannya. Cuma satu kali, tapi keras," kata pemilik salah satu rumah yang terkena ledakan, Sri Jumilah.
Rumah Sri Jumilah yang berjarak sekitar 15 meter dari rumah Agus, mengalami kerusakan di bagian atap. Gentingnya berserakan dan kaca jendela retak. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.
Sejumlah anggota kepolisian dari Polres Mojokokerto Kota langsung memasang garis polisi di rumah Agus.
Awalnya, warga mengira suara ledakan tersebut dari tabung gas elpiji yang meledak. Namun, setelah polisi melakukan olah TKP, tabung elpiji 12 kg milik Agus masih berada di dapur dengan kondisi selang yang terpasang.
"Kami belum bisa menyimpulkan penyebab kejadian ini. Nanti tim Labfor Polda yang akan memeriksanya," kata Kasat Reskrim Polres Mojokerto Kota AKP Suhariyono.
Menurut Suhariyono, kerusakan paling parah berada di bagian belakang rumah. Atapnya runtuh serta tembok tampak retak.
"Nantilah, kami juga masih sibuk mencari rekaman CCTV di sekitar sini, kalau penyebabnya tunggu tim Labfor saja," ujar Suhariyono.