Kecam Donald Trump, MUI Akan Gelar Aksi Bela Palestina

Ma'ruf mengatakan, aksi Bela Palestina itu akan dihadiri sejumlah organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 15 Des 2017, 18:11 WIB
Majelis Ulama Indonesia (MUI) berencana akan menggelar unjuk rasa bertajuk 'Aksi Bela Palestina'. (Liputan6.com/Hanz Jimenez Salim)

Liputan6.com, Jakarta - Majelis Ulama Indonesia (MUI) berencana menggelar unjuk rasa bertajuk 'Aksi Bela Palestina'. Aksi damai ini digelar sebagai bentuk penolakan Yerusalem sebagai Ibu kota Israel.

"Ini yang jadi geger dunia dan mendapat penolakan dari seluruh dunia, ada demontrasi di mana-mana. Kita sebagai orang yang cinta kemerdekaan, anti-penjajahan, kebetulan juga banyak saudara-saudara kita di sana, maka kita akan menunjukkan solidaritas kita melalui aksi," kata Ketua Umum MUI KH Ma'ruf Amin di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (15/12/2017).

Ma'ruf mengatakan, aksi tersebut rencananya akan digelar pada Minggu 17 Desember 2017 mendatang. Nantinya aksi ini akan dihadiri sejumlah organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam.

"Dalam aksi hari Minggu besok ini, kita ingin menunjukkan pada dunia bahwa kita memperjuangkan kemerdekaan Palestina," ucap Ma'ruf.

Dalam aksinya nanti, MUI akan menyampaikan sejumlah tuntutannya. Di antaranya adalah menolak keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, dan menuntut kemerdekaan Palestina secara menyeluruh

"Palestina sudah terzolimi sejak lama, karena itu kami akan ajak seluruh dunia, untuk menolak keputusan Trump, dan meminta supaya Donald Trump mencabut keputusannya dan Donald Trump, kita harap tidak jadi memindahkan keduataan besarnya dari Tel Aviv," tandas Ma'ruf.

 

Massa membakar bendera Amerika Serikat dan Israel dalam Aksi Bela Palestina di depan Kedubes AS, Jakarta, Jumat (15/12). Mereka juga mendesak pemerintah Indonesia menghentikan kerja sama diplomatik dengan Amerika Serikat. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

6 Sikap Jokowi di Forum OKI

Sebelumnya, dalam Forum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Istanbul, Turki, Presiden Jokowi menyampaikan enam poin penting dalam KTT OKI yang membahas sikap sepihak Amerika Serikat mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

"Yang pertama OKI harus secara tegas menolak pengakuan unilateral tersebut dan two states solution adalah satu-satunya solusi dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina," ujar Jokowi di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (14/12/2017).

Adapun poin kedua, kata Jokowi, adalah mengajak semua negara yang memiliki kedutaan di Tel Aviv untuk tidak mengikuti keputusan Amerika Serikat memindahkan kedutaan mereka ke Yerusalem.

Poin ketiga, yaitu negara OKI dapat menjadi motor untuk menggerakkan dukungan negara yang belum mengakui kemerdekaan Palestina untuk segera melakukannya.


Keempat..

Seorang anak melintas di depan tameng polisi saat aksi dukungan bagi negara Palestina di depan Kedubes AS, Jakarta, Minggu (10/12). Mereka memprotes keputusan Presiden Trump yang mengakui Yerusalem jadi Ibu Kota Israel. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

"Keempat, bagi negara anggota OKI yang memiliki hubungan dengan Israel, agar mengambil langkah-langkah diplomatik, termasuk kemungkinan meninjau kembali hubungan dengan Israel sesuai dengan berbagai resolusi OKI," jelas Jokowi.

Poin kelima adalah anggota OKI harus mengambil langkah bersama meningkatkan bantuan kemanusiaan, peningkatan kapasitas, dan kerja sama ekonomi kepada Palestina.

"Keenam, OKI harus mampu menjadi motor bagi gerakan di berbagai forum internasional dan multilateral. Di majelis umum PBB, OKI harus memotori dikeluarkannya resolusi menolak keputusan Amerika Serikat," tutur Jokowi.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya