Liputan6.com, Jakarta - Pelaku usaha properti perkirakan sektor properti terutama penjualan rumah masih belum kuat dalam beberapa tahun ke depan. Hal itu mengingat masyarakat masih menahan diri untuk beli hunian.
CEO Strategic Development & Services Sinar Mas Land Ishak Chandra mengatakan, tren pembelian properti dalam bentuk hunian selama dua tahun belakangan masih stagnan. Diperkirakan kondisi itu berlanjut hingga dua tahun ke depan.
Hal senada diungkapkan oleh Ary Setiaputra, Head of Corporate Synergy Marketing Sinar Mas Land. Dia mengatakan, ada tiga faktor yang mempengaruhi lambatnya kenaikan penjualan sektor hunian, yakni terkait kondisi ekonomi, stabilitas politik dan tren pembelian masyarakat.
Baca Juga
Advertisement
"Saat ini penjualan properti dalam bentuk hunian masih belum kuat, tapi bukan dalam arti melemah ya," ujar kepada Liputan6.com di sela-sela acara Musik Bagus Week, Jumat (15/12/2017).
Terkait kondisi ekonomi, Ary menilai masyarakat Indonesia masih banyak menahan diri untuk membeli hunian, baik itu berbentuk rumah atau apartemen.
"Kondisi ekonomi masyarakat tidak buruk, tapi kita saat ini masih sedang dalam tahap recovery. Jadi orang-orang masih belum begitu memikirkan untuk membeli hunian," kata dia.
Sementara itu, stabilitas politik negara dua tahun ke depan juga turut berdampak pada penjualan properti. Dia menuturkan, aktivitas politik seperti Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2018 dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 itu turut memengaruhi situasi perekonomian yang masih stagnan.
Pembelian hunian seperti rumah, Ary menilai belum menjadi prioritas banyak orang, terutama generasi muda. Tren pembelian masyarakat saat ini masih lebih condong mengarah ke hal lain, seperti sektor hiburan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tipe Hunian yang Dipilih Generasi Milenial
Ary Setiaputra turut memaparkan tipe hunian yang banyak dicari oleh golongan milenial. Dia menjelaskan, ada dua poin yang mendasari orang untuk membeli rumah atau apartemen.
"Yang pertama, nilai investasi hunian itu baik untuk ke depannya. Masyarakat sekarang juga mencari tempat tinggal yang simpel, dalam artian punya fasilitas lengkap dan akses mudah," ujar dia.
Perihal nilai investasi, generasi milenial banyak mencari hunian di kawasan yang secara pembangunan masih terus berkembang. Mereka juga memikirkan nilai jual rumah itu di masa depan.
Masyarakat sekarang juga mencari hunian yang memiliki fasilitas lengkap, semisal rumah yang bertempat di cluster atau perumahan yang memiliki tempat olahraga, belanja dan rekreasi.
"Mungkin orang zaman dulu banyak yang cari rumah besar. Sekarang tidak, cukup simpel tapi memfasilitasi mereka saja," ujar Ary.
Selain itu, kemudahan akses juga menentukan orang untuk memilih tempat tinggal. Masyarakat lebih memilih hunian yang mempermudah mobilisasi mereka, seperti dekat dengan jalan tol atau lintasan kereta api.
Advertisement