Liputan6.com, Cilacap - Ribuan warga sepanjang pantai Cilacap, Jawa Tengah berlarian keluar rumah saat diguncang gempa 6,9 Skala Ritcher (SR) di laut selatan, sekitar pukul 23.45 WIB.
Belum hilang kepanikan mereka, mendadak, puluhan sirine peringatan dini tsunami meraung keras. Kontan, Ribuan warga pun panik dan bergegas mengungsi ke tempat lebih tinggi di Perbukitan wilayah Jeruklegi.
Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, Martono mengatakan warga mulai disarankan mulai mengungsi begitu BMKG memperingatkan potensi bahaya tsunami, sekitar pukul 12.00 WIB.
Baca Juga
Advertisement
Suasana panik warga begitu terasa. Namun, petugas BPBD beserta kepolisian tetap mengarahkan agar warga menjauh dari pantai dan mengungsi ke tempat lebih tinggi, yakni wilayah Kecamatan Jeruklegi.
"Ini saya di Proliman, warga mulai bergerak ini. Ribuan warga sudah mengungsi ke Jeruklegi, Ke tempat lebih tinggi," katanya, saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu (16/12/2017) sekitar pukul 00.30 WIB.
Pendopo Wijayakusuma Ambrol
Sementara ini, kata Martono, data yang masuk baru kerusakan atap Pendopo Wijayakusuma, Cilacap yang ambrol akibat guncangan gempa. Selain itu, ada pula laporan atap rumah ambruk di Ciguling Kecamatan Majenang.
Petugas UPT BPBD Majenang, Tasino menginformasikan, sementara ini pada pukul 01.30 WIB, ada sekitar 13 rumah di Desa Rawajaya kecamatan Bantarsari yang terdampak gempa. Namun, nama-nama pemilik rumah dan alamatnya masih belum didata.
Di berbagai grup kebencanaan, dilaporkan warga sekitar Teluk Penyu, Cilacap Selatan, Adipala, Kroya Kabupaten Cilacap terus bergerak ke lokasi lebih tinggi. Begitu pula warga di Ambal dan Petanahan Kabupaten Kebumen. Hotel-hotel di Cilacap yang berdekatan dengan pantai juga mengungsikan tamunya.
"Saya sekarang di Jeruklegi Mas,” kata Nano, warga Donan Kecamatan Cilacap Selatan, melalui aplikasi pesan.
Kepanikan massal juga terjadi di kawasan Pantai Widarapayung Kecamatan Adipala dan Nusawungu Kecamatan Nusawungu. Ribuan warga mengungsi ke perbukitan Jeruklegi setelah sirine peringatan dini tsunami meraung dengan keras.
"Yang dekat dengan pantai mengungsi semua ke Jeruklegi," kata perangkat Desa Nusawungu, Kiyanto melalui sambungan telepon.
Advertisement
Gempa 7,3 SR Bikin atap dan Tembok RS Rusak
Selain di Cilacap, gempa terasa kuat di Kabupaten Banyumas. Komandan Taruna Tanggap Bencana (Tagana) Banyumas, Heriana Adi Chandra mengatakan akibat gempa, kaca ruang IGD di Rumah Sakit Siaga Medika ambrol.
Selain Itu, atap Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banyumas juga ambrol sehingga puluhan pasien diungsikan. “Saya di RSUD Banyumas,” ujar Cinot, wartawan televisi lokal Banyumas.
Dilaporkan pula ada satu rumah roboh milik Kuseri (42) di Desa Kracak RT 06 RW 02 Kecamatan Ajibarang yang ambruk.
Goncangan gempa 7,3 skala ritcher juga sangat terasa di Banjarnegara. Khoirul Muzakki, Warga Mandiraja Kabupaten Banjarnegara mengabarkan guncangan terasa sehingga menyebabkan kepanikan warga. Apalagi, durasi gempa cukup panjang, sekitar satu menit.
Dilaporkan, gempa menyebabkan kanopi atap halaman depan Bank Jateng ambrol. Gempa, juga menyebabkan pagar tembok halaman seorang warga di Karangkobar ambruk.
Sementara ini, belum dilaporkan ada korban jiwa dalam gempa yang terasa hampir menyeluruh dari Kabupaten Banyumas, Cilacap, Banjarnegara hingga Kebumen ini.
Gempa menyeluruh di Jawa Barat, Jawa Tengah dan DIY
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan telah terjadi gempa dengan kekuatan 6,9 SR dengan pusat gempa 11 km barat daya Kab Tasikmalaya pada kedalaman 107 km pada Jumát, 15 Desember 2017 pukul 23.47.57 WIB.
Wilayah terdampak adalah Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). BNPB dan BPBD di berbagai daerah mengeluarkan peringatan dini tsunami sepanjang pantai Jawa Barat, Jawa Tengah dan DIY.
“Gempa dirasakan kencang atau kuat 5-10 detik di Provinsi Jawa Barat, masyarakat panik keluar rumah,” katanya melalui keterangan yang diterima Liputan6.com.
Di Provinsi Jawa Tengah dan DIY, gempa dirasakan kencang atau kuat sekitar 10-30 detik, masyarakat panik namun tidak keluar rumah dan menghubungi pihak BPBD. BPBD Provinsi masih berkoordinasi dengan BPBD Kota/kabupaten wilayah masing-masing.
Baca Juga
Advertisement