Liputan6.com, Milan - Raksasa Italia, AC Milan akhirnya benar-benar harus siap menghadapi sanksi Financial Fair Play (FFP) dari UEFA. Jumat malam (15/12/2017), badan sepak bola Eropa itu resmi menolak proposal voluntary agreement (kesepakatan sukarela) yang diajukan Milan beberapa waktu lalu.
Seperti diketahui, proposal tersebut merupakan langkah yang ditempuh AC Milan guna menghindari sanksi FFP di akhir musim nanti. Dalam proposal itu, AC Milan memohon penangguhan untuk menyeimbangkan neraca keuangan mereka dalam waktu empat tahun. Langkah serupa sebelumnya pernah ditempuh oleh AS Roma.
Penolakan UEFA ini didasarkan pada keraguan bahwa AC Milan sanggup melunasi utang mereka senilai 300 juta euro kepada perusahaan investasi Amerika, Grup Elliot Oktober tahun depan. Utang tersebut dipinjam oleh pemilik baru I Rossoneri, Yonghong Li untuk membeli klub tersebut dari Silvio Berlusconi April lalu.
Baca Juga
Advertisement
“Dewan Investigasi Pengontrolan Keuangan Independen UEFA telah memeriksa pengajuan kesepakatan sukarela yang diajukan oleh AC Milan sebagai bagian dari peraturan Financial Fair Play (FFP). Setelah memeriksa dengan hati-hati seluruh dokumen dan penjelasan yang dipaparkan, dewan memutuskan tidak menyetujui kesepakatan sukarela dengan AC Milan,” demikian bunyi pernyataan resmi UEFA.
“Secara khusus, dewan mempertimbangkan bahwa hari ini, masih ada beberapa ketidakpastian dalam kaitannya dengan pendanaan ulang dari pinjaman yang harus dibayar pada Oktober 2018 dan jaminan keuangan yang disediakan oleh donatur utama,” lanjut pertanyaan tersebut.
Dengan demikian, AC Milan terancam tidak dapat melakukan aktivitas transfer pemain musim panas mendatang, serta terancam tidak dapat ikut serta di kompetisi Eropa.
“AC Milan akan terus dimonitor dan situasinya akan diuji kembali di bulan pertama di tahun 2018,” masih dalam pernyataan UEFA.
Bakal Diambilalih Elliott Grup
Jika pemilik baru AC Milan, Yonghong Li tidak mampu mengatasi masalah ini, besar kemungkinan juara Serie A 18 kali itu akan diambilalih oleh Grup Elliott, perusahaan yang memberi pinjaman sebesar 300 juta euro kepada Li. Perusahaan yang berpusat di Ameriksa Serikat itu kabarnya bahkan akan menunjuk Creative Artist Agency (CAA), untuk mencari jajaran direktur dan CEO AC Milan yang baru.
Namun, kabar tersebut segera ditepis oleh Grup Elliott. Melalui juru bicaranya, mereka tetap akan mendukung AC Milan, yang urusan teknisnya saat ini ditangani oleh Marco Fassone (CEO) dan Massimiliano Mirabelli (Direktur Olahraga).
“Elliott jelas tidak ada memberikan mandat kepada CAA dalam kaitannya dengan Milan atau institusi manapun. Elliott sangat percaya pada jajaran AC Milan dan CEO-nya,” demikian juru bicara Elliott yang tak disebutkan namanya. (Abul Muamar)
Advertisement
Sangat Merugikan
Jika sanksi ini benar-benar dijatuhkan, tentu akan sangat merugikan bagi AC Milan. Pasalnya, melakukan aktivitas transfer di musim panas sangat penting bagi klub untuk mempersiapkan diri jelang musim baru.
Apalagi, jika di musim sebelumnya, mereka dapat prestasi yang tak menggembirakan. AC Milan sendiri termasuk tim yang cukup royal belanja pemain pada bursa transfer musim panas.