Sebab Surplus Neraca Dagang RI Lebih Rendah di November

Secara kumulatif Januari-November 2017, surplus neraca perdagangan tercatat US$ 12,02 miliar.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 16 Des 2017, 13:00 WIB
Aktifitas kapal ekspor inpor di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (26/5). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Neraca perdagangan Indonesia kembali tercatat surplus pada November 2017. Surplus tersebut ditopang surplus neraca perdagangan nonmigas.

Neraca perdagangan November 2017 tercatat surplus US$ 130 juta. Torehan ini lebih rendah dibanding bulan sebelumnya atau Oktober 2017 sebesar US$ 1 miliar.

"Surplus lebih rendah tersebut dipengaruhi oleh turunnya surplus neraca perdagangan nonmigas dan naiknya defisit neraca perdagangan migas," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Agusman, Jakarta, Sabtu (16/12/2017).

Secara kumulatif Januari-November 2017, surplus neraca perdagangan tercatat US$ 12,02 miliar. Angka ini jauh lebih besar dibandingkan dengan surplus pada periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$ 8,48 miliar.

Neraca perdagangan nonmigas pada November 2017 surplus US$ 1,09 miliar. Surplus ditopang ekspor nonmigas sebesar US$ 14,01 miliar atau meningkat US$ 250 juta dibanding dari bulan sebelumnya.

Peningkatkan ekspor nonmigas terutama didorong kenaikan ekspor lemak dan minyak hewani atau nabati, perhiasan atau permata, alas kaki, barang rajutan, serta besi dan baja.

 


Impor Nonmigas Naik

Di sisi lain, impor nonmigas juga mengalami kenaikan sebanyak US$ 890 juta menjadi US$ 12,92 miliar.

"Peningkatan impor nonmigas terutama disebabkan oleh naiknya impor mesin dan pesawat mekanik, mesin dan peralatan listrik, kendaraan dan bagiannya, perangkat optik, serta kapal terbang dan bagiannya," jelas Agusman.

Peningkatan impor nonmigas yang lebih tinggi dari peningkatan ekspor nonmigas menyebabkan surplus neraca perdagangan nonmigas pada November 2017 tercatat lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya yakni menjadi US$ 1,09 miliar.

Dengan perkembangan tersebut, surplus neraca perdagangan nonmigas secara kumulatif Januari-November 2017 mencapai US$ 19,58 miliar, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan surplus pada periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar US$ 13,67 miliar.

Neraca perdagangan migas mencatat defisit sebesar US$ 960 juta pada November 2017. Defisit tersebut lebih besar dibanding defisit pada Oktober 2017 yang sebesar US$ 730 juta.

"Meningkatnya defisit neraca perdagangan migas tersebut didorong oleh peningkatan impor migas sebesar US$ 0,03 miliar (mtm) yang disertai penurunan ekspor migas sebesa US$ 0,21 miliar (mtm)," ujar Agusman.

Secara kumulatif, defisit neraca perdagangan migas sepanjang periode Januari-November 2017 tercatat US$ 7,56 miliar, lebih besar dibandingkan dengan defisit pada periode yang sama tahun 2016 sebesar US$ 5,18 miliar.

"Bank Indonesia memandang bahwa kinerja neraca perdagangan pada November 2017 positif dalam mendukung kinerja transaksi berjalan. Ke depan, kinerja neraca perdagangan diperkirakan terus membaik seiring dengan berlanjutnya pemulihan ekonomi dunia dan tetap tingginya harga komoditas global," tukas dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya