Liputan6.com, Jakarta Bagi Anda penyuka kopi, tentu akan tertarik mencicip camilan satu ini sebagai teman ngopi. Camilan berupa keripik buah khatulistiwa khas Sleman ini sudah muncul setahun ini.
Fani Alif Rika, Pengelola Keripik Khatulistiwa mengatakan, rasa manis dari keripik tidak berlebihan dan bisa mengimbangi rasa kopi hitam.
Advertisement
"Aman. teman ngopi. Kan kopi pahit sama ini manis, kan pas," ujar Fani di DPRD DIY, Sabtu (16/12/2017).
Fani mengatakan, ia membuat produk ini di Jalan Turgo, Purwobinangun Pakem, Sleman. Berawal dari banyaknya hasil panen salak yang melimpah. Sehingga ia memikirikan cara agar buah inidapat awet dikonsumsi dalam waktu yang lama.
"Ide ada tempat di sana, kalau panen raya salak sekilo harga Rp 2 ribu. Salak pondoh. Kalau gini kan awet dan penjualan lebih enak," ujarnya.
Tiga Kemasan
Sejauh ini keripik salak sudah dibuat dalam tiga kemasan, yaitu kemasan 51 gram, 101 gram, dan 201 gram.
Fani mengatakan untuk membuat satu kilogram keripik, ia membutuhkan 10 kilogram buah salah. Sehingga saat jadi keripik akan lebih banyak serat yang akan dikonsumsi.
"Dari serat itu kan makan buahnya langsung kan seret tapi dari kripik itu jadi serat," ujarnya.
Untuk menikmati menu ini bisa didapat di beberapa toko oleh oleh atau bisa melalui media sosial yang ada. Sementara baru satu produk yang dibuatnya yaitu keripik salak.
"Nanti akan ada lagi inovasi manisan salak. Tetangga juga sudah bikin bakpia salak," ujarnya.
Advertisement
Dieskpor ke Luar Negeri
Ia mengaku saat ini ia tengah fokus produksi keripik salak. Sebab selama ini dalam sebulan produksi bisa mencapai 200 kilogram.
"Kalau weekend dan libur bisa sampai 400 kilogram," ujarnya.
Selain untuk teman ngopi keripik salak ini juga bisa dinikmati sebagai cemilan biasa. Keripik ini dijual dengan harga 10 ribu - 26 ribu.
"Udah sampai ke Riau pernah ke Thailand juga sampai Vietnam," ujarnya. (Yanuar H)