Liputan6.com, Jakarta - Anggota Dewan Pakar DPP Partai Golkar Najib Salim Attamimi menegaskan, Airlangga Hartarto telah dipilih dalam rapat pleno terakhir DPP Partai Golkar, sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar sementara. Penunjukan itu untuk mengantarkan terselenggaranya Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) dan Munaslub DPP Partai Golkar.
"Penunjukan itu adalah bentuk informasi yang perlu dipahami oleh kader dan masyarakat secara umum. Sekalipun ada indikasi mayoritas DPD tingkat I dan tingkat II, telah menghendaki Airlangga Hartanto sebagai Ketum DPP Partai Golkar definitif," kata Najib dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (16/12/2017).
Advertisement
Najib menjelaskan, dalam rapat pleno terakhir, selain penetapan Airlangga, Dewan Pakar DPP Partai Golkar, juga telah membahas berbagai hal dan muncul dinamika yang melihat kenyataan kepemimpinan Setya Novanto dan DPP Partai Golkar, bahwa elektabilitas Partai Golkar menurun.
"Saya melihat ini, tidak bisa diberikan raport merah kepada pribadi Ketua Umum Setya Novanto. Karena partai ini adalah pekerjaan tim, terutama Pengurus DPP. Kami sebagai anggota Dewan Pakar mempunyai tugas sebagai tenaga ahli, telah memberikan beberapa masukan dari kemerosotan Golkar selama ini," kata dia.
Pertama, kegagalan Pilkada DKI, yang Ketua Pemenangannya dipimpin oleh Nusron Wahid. Dan kemerosotan ini harus ditanggung bersama, seperti Ketua Harian, Sekretaris Jenderal, Ketua Bidang Pemenangan bersama tim terkait.
"Kami sebagai anggota Dewan Pakar, memberikan apresiasi kepada anggota DPP yang lain. Karena tidak semua pengurus melakukan hal yang tidak baik. Masih banyak pengurus di DPP dan DPR yang melakukan pekerjaannya dengan baik. Salah satu contoh, Komisi II telah penyelesaian UU Pemilu dengan baik, dengan pimpinan komisi kader terbaik Golkar," kata dia.
Najib menambahkan, tak hanya itu, banyak komisi lain di DPR yang juga berhasil mengawal program-program pemerintah dan program internal Partai Golkar dengan baik.
Airlangga Dinilai Mumpuni
Melihat dinamika tersebut, Najib menilai sosok Airlangga sangat mumpuni dan memiliki kapabilitas untuk memimpin Partai Golkar secara definitif.
Karena itu ia berharap, di munaslub yang akan datang, ketua terpilih dan tim Formatur selektif dalam membentuk kepengurusan yang akan datang.
"Hal ini demi masa depan Partai Golkar yang akan terus menjadi idola masyarakat. Dan Golkar ke depan, harus kembali berjaya sepertu tahun 2014. Bahkan, harus melampaui itu," harapnya.
Jika dalam aturan sebelumnya, bahwa Ketua Dewan Pakar Golkar harus seimbang, yakni 60 persen untuk pengurus lama dan 40 persen untuk pengurus baru atau wajah baru. Najib memiliki pemikiran berbeda. Ia mengusulkan 60 persen harus diisi oleh wajah baru dan 40 persen diisi wajah lama.
"Tanpa harus mengurangi rasa hormat sesama kader. Tapi, pembaruan ini harus dilakukan demi memberikan kesempatan kepada kader muda terbaik Partai Golkar," kata dia.
Advertisement
Harapan untuk Ketum Terpilih
Selain itu, Najib juga berharap, dalam munaslub nanti ketua umum terpilih bisa merealisasikan apa yang diusulkan dan diharapkan oleh Dewan Pakar untuk kepentingan dan kemajuan Golkar ke depan, bangkit dan bersih.
"Ke depannya, Golkar harus menjadi partai kebanggaan rakyat. Idola rakyat dan pilihan rakyat. Menjadi partai bersih dari praktik korupsi. Partai modern yang akan menjadi harapan generasi milenial atau zaman now," kata dia.
Karena, tambah Najib, di zaman milenial ini, perubahan zaman sudah sangat cepat. Teknologi sudah semakin canggih. Generasi sudah berubah. "Hal ini yang harus dipahami oleh pengurus Golkar hingga tingkat ranting," kata dia.
Menghadapi pemilu, pengurus harus maksimal untuk berjuang bersama rakyat. Kewajiban sebagai parpol harus dijalankan secara maksimal.
"Buktikan kepada rakyat bahwa Partai Golkar adalah partai dinamis dan milik rakyat. Rakyat milik Golkar, Golkar milik rakyat," pungkas Najib.
Saksikan video pilihan di bawah ini: