Liputan6.com, London - Siswa-siswi Tollgate Primary School, London, dengan antusias satu persatu memasuki aula mengambil posisi pada instrumen gamelan yang sudah disusun. Sementara yang lainnya langsung menuju ke balik layar yang diterangi oleh lampu dari belakang.
Mereka tengah bersiap-siap menampilkan pertunjukan wayang dengan iringan gamelan. Teman-teman mereka dan para orang tua yang telah menempati area penonton, tidak kalah antusiasnya untuk menyaksikan hasil latihan selama lima hari di sekolah tersebut.
Dalam rilis media KBRI London yang diterima Liputan6.com pada 16 Desember 2017, disebutkan bahwa dua siswa maju ke depan dan bertindak sebagai narator, sementara sejumlah siswa lainnya memainkan gamelan dan memainkan wayang dari balik layar.
Baca Juga
Advertisement
Aris Daryono, sang pengajar, memberi tanda dengan menabuh gendang diikuti dengan permainan gamelan anak-anak yang begitu apik dan harmonis.
Dua orang siswa kemudian secara bergiliran menarasikan cerita yang menggambarkan seorang raja yang berkeliling Indonesia bertemu dengan berbagai fauna khas Indonesia seperti komodo, orang utan, kerbau, macan sumatera dan burung cendrawasih.
Cerita yang disampaikan narator dengan gerakan wayang oleh dalang yang tidak tampak dari balik layar yang diiringi permainan gamelan, tampak begitu serasi. Sambutan tepuk tangan para orang tua tidak bisa menutupi kebahagiaan dan kebanggaan melihat anak-anaknya London itu dapat memainkan gamelan dan wayang.
Gamelan and Puppetry (GAP) Project
Pertunjukan itu merupakan bagian dari Gamelan and Puppetry (GAP) Project, di mana kegiatan tersebut telah berjalan selama 3 tahun terakhir bekerjasama dengan KBRI London.
Menurut guru musik Tollgate Primary School, Benyamin Bradley, sekolah sangat mengapresiasi program ini karena memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengenal Indonesia melalui pengenalan seni musik dan budayanya. Program itu dipandang sangat baik dalam membangun team work dan meningkatkan self esteem dan kepercayaan diri siswa.
Sementara itu Aris Daryono menjelaskan bahwa para siswa selain bermain musik (gamelan), juga belajar beberapa hal lalinnya seperti literasi dengan membuat cerita, drama dengan mementaskan cerita, sains dengan penggunaan cahaya dan bayangan, serta desain dan teknologi dengan membuat wayang bergerak.
Minister Counsellor Penerangan, Sosial dan Budaya KBRI London, Thomas Siregar yang menyaksikan sejak awal hingga akhir pertunjukan menyatakan bahwa KBRI London akan terus mendukung program tersebut.
Menurutnya, program itu merupakan sarana yang efektif dalam mengenalkan dan mempromosikan seni dan budaya Indonesia khususnya di kalangan anak-anak sekolah.
Program GAP yang merupakan bagian dari program Gamelan Goes to School itu, telah dijalankan oleh Aris Daryono dengan mendapat dukungan KBRI London sejak tahun 2012. Dalam satu tahun, program GAP dilaksanakan di 15 sekolah, melibatkan tidak kurang 1000 siswa dan disaksikan siswa-siswa lainnya, staf sekolah dan para orang tua.
Advertisement