Liputan6.com, Surabaya - Topeng monyet salah satu hiburan rakyat yang masih digemari. Perisai monyet memiliki peran penting saat atraksi berlangsung untuk membuat penonton terhibur. Sang Monyet berkeliling minta imbalan, kaleng kosong pun berubah berisi penuh tanda para penonton puas dengan atraksi sang monyet.
Namun miris melihat monyet itu terguncang-guncang karena tarikan leher yang terus menyentaknya, si pemilik monyet pun tersenyum karena monyet kecil dengan perangainya yang lucu menampilkan atraksi yang memukau para penonton.
Advertisement
Seperti ditayangkan Sigi SCTV, Minggu (17/12/2017), Keesokan harinya Tim Sigi mendatangi lokasi yang kabarnya sering dijadikan tempat nongkrong pemilik topeng monyet.
Disini nampak situasi memprihatinkan beberapa monyet kecil diikat dengan tambang dengan jalur kereta yang setiap saat melintas. Sebagian lainnya di kurung dalam kotak kecil yang sangat tidak layak.
Ada seseorang yang mulai melatih monyet kecil, tetapi tetap saja dengan sentakan-sentakan rante yang ada di lehernya. Hukuman pun dijatuhkan saat tidak mematuhi perintah pelatih.
Mustaqin bersama orang tuanya telah lama menekuni bisnis menjadi pelatih monyet. Kala senggang mereka memperbaiki alat permainan yang telah usang.
"Yah sifatnya kan menghibur mas, kan tidak ada unsur pemaksaan. Kalo anu kan sukarela. Kalo yang nonton seneng saya juga senang. Kalau rezeki darimananya aja yang pentingkan halal. Suka dapet Rp 50 ribu itu belum buat makan belum buat monyetnya. paling sehari saya dapet Rp. 15 ribu." Terang Mustaqin.
Sebenarnya ada resiko berbahaya dari hewan jenis monyet yang bisa menularkan penyakit kemanusia yang biasa disebut zonosis seperti rabies, hepatitis dan TBC.
Untuk menghindarinya Dinas Peternakan Kota Surabaya mengantisipasinya dengan memeriksa dan memberikan vaksin tertentu secara rutin untuk peliharaan topeng monyet.