Liputan6.com, Milan - Inter Milan mendapat hasil mengejutkan pada pekan ke-17 Liga Italia 2017/2018, Sabtu (16/12/2017). Melawan tim papan tengah Udinese di Giuseppe Meazza, I Nerazzurri menyerah 1-3.
Padahal, rapor Inter Milan sebelum bertemu Udinese terbilang cukup sempurna. Mereka mampu melewati 16 pertandingan tanpa menelan kekalahan dengan merangkai 12 kemenangan dan empat hasil imbang.
Baca Juga
Advertisement
Hal itu yang membuat Inter bertengger di puncak klasemen. Sayang, kehebatan mereka tak terlihat di hadapan Udinese. Mereka takluk 1-3 setelah gol Kevin Lasagna di menit ke-14, Rodrigo de Paul ke-61 penalti, dan Antonin Barak ke-77 hanya dibalas Mauro Icardi ke-15.
Jika dilihat dari statistik, jelas Inter Milan tak layak menelan kekalahan. Itu karena mereka unggul dalam penguasaan bola dan memiliki tujuh tendangan ke gawang kawalan Albano Bizzarri. Bahkan, mereka memiliki kesempatan lewat 15 sepak pojok.
"Ini agak tak terduga, terutama setelah yang kami lakukan dengan baik di babak pertama. Kami memiliki gap, performa, dan sikap yang tepat. Kami tak menyelesaikan peluang kami seperti biasa, tapi kami menciptakannya. Di babak kedua, kami membuat terlalu banyak kesalahan sederhana," kata Spalletti, dilansir Football Italia.
Pelajaran buat Inter
Bagi Inter, kekalahan pertama itu membuat mereka tergusur dari puncak klasemen. Kini, mereka harus merelakan Napoli kembali merebutnya usai menang 3-1 di markas Torino. Koleksi 40 poin Inter terpaut dua poin dari Napoli.
Ini juga menjadi kali pertama gawang Inter kebobolan tiga gol. Sebelumnya, terakhir kali tim peraih treble winners pada musim 2009/2010 itu kebobolan tiga gol atau lebih adalah saat dihajar Fiorentina 5-4 pada April 2017.
"Ini menjadi pelajaran bahwa ketika Anda menurunkan intensitas di liga, Anda akan kehilangan poin. Bahkan situasi terkecil pun bisa membuat perbedaan. Kami telah bekerja dengan baik di babak pertama, tapi Udinese lebih baik di paruh kedua," tegas Spalletti.
Advertisement