Kisah Inspiratif Peternak Sapi Tapos Sejahterakan Warganya

Dulu yang Agus ketahui cara menjual sapi adalah menjual per ekor sapi hidup ke seorang tengkulak.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 17 Des 2017, 17:41 WIB
Sayur dan buah terlihat selama pameran saat Rakornas PDI Perjuangan di ICE BSD, Tangerang Selatan, Sabtu (16/12). Pameran tersebut menyuguhkan prodak pertanian perternakan dan UMKM prodak lokal. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Keinginan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk menyejaterahkan wong cilik mulai dirasakan oleh Agus (57), seorang penternak sapi asal Tapos, Depok. Pria yang sudah 10 tahun menjadi pengusaha sapi perah ini mengaku pernah gagal dalam menjalani bisnis dan mengalami kebangkrutan.

"Dulu tahun 2006 itu, bisnis ternak sapi sering rugi. Karena kita tidak tahu bagaimana cara mengolahnya dan memasarkan hasil ternak kita. Setelah dua tahun ini mulai ada keuntungan karena dibantu oleh PDIP," kata Agus, di pameran UMKM Rakornas PDIP, di Indonesia Convention Exhibition (ICE), Tangerang, Banten, Sabtu (16/12/2017).

Dia menceritakan sekitar 2015, Ketua Bidang Usaha Kecil dan Koperasi DPP PDI Perjuangan, Mindo Sianipar, menemuinya untuk memberikan pengarahan kepadanya dan warga Tapos, Depok, tentang bagaimana cara menghasilkan ternak yang bagus dan bisa menjualnya di pasaran.

"Pak Mindo dan Pak Effendi mengajarkan saya, cara merawat sapi yang benar, dari memberi pangan, merawat sapi dan menjualnya," papar Agus.

Dulu yang Agus ketahui cara menjual sapi adalah menjual per ekor sapi hidup ke seorang tengkulak. Menurutnya, cara seperti itu justru membuatnya rugi lantaran harga yang ditawarkan hanya mendapatkan untung kecil, bahkan rugi.

"Setelah dapat pengarahan ternyata sapi itu semuanya bisa menghasilkan uang dari dagingnya, buntutnya. Bahkan, sapi juga bisa dijual. Jadi kami diajarkan untuk mengolahnya secara langsung. Tidak lagi dijual per ekor, tapi kami justru memotong sapi sendiri dan menjualnya langsung ke masyarakat," ungkap dia.

Setelah dua tahun menjalani cara seperti itu, Agus mengatakan banyak warga Tapos, Depok, yang tertarik mengikuti jejaknya. Dia pun akhirnya dipercaya untuk membina warga lain untuk memulai usaha ternak sapi.

"Sekarang banyak warga yang menitipkan sapinya ke saya. Nanti keuntunganya bagi hasil. Keuntungan sebulannya saja kalau memercayai satu ekor sapi ke kami bisa mencapai 3 juta rupiah," jelas dia.

Agus mengaku, untuk menampung semua sapi yang diserahkan warga kepadanya, dia sampai harus menyewa lahan kosong seluas lima hektare. Saat ini lahan sapi tersebut telah menjadi perternakan terbesar di daerah Bogor dan Depok.

"Hampir sebagian warga Tapos itu kini jadi peternak sapi. Bahkan, sekarang warga Bekasi dan Bogor juga banyak yang mau invetasi ke kami," tutur Agus.

 


Hasil Fantastis Pengusaha Singkong

Sejumlah peserta Rakornas PDI Perjuangan melihat pameran di ICE BSD, Tangerang Selatan, Sabtu (16/12). Pameran tersebut menyuguhkan prodak pertanian perternakan dan UMKM prodak lokal. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sekretaris Jendral (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, seluruh pelaku UMKM yang dihadirkan dalam Rakornas adalah binaan partai sejak dua tahun lalu. Bahkan PDIP juga sudah memfasilitasi dengan membentuk koperasi untuk memudahkan kader yang ingin menjadi pengusaha kecil.

"Dua tahun lalu kami membentuk koperasi yaitu Koperasi Mitra Sarana Perjuangan itu untuk jasa melatih dan memberikan jaminan kepada kader-kader kami. Koperasi kedua baru saja dibentuk yaitu Mitra Sarana Pembangunan, sebuah koperasi produksi untuk mendorong hal-hal yang baik nggota partai kita," kata Hasto..

Pameran ekonomi gotong royong yang menampilkan 10 kluster usaha perekonomian rakyat tersebut, diresmikan langsung oleh Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dan Presiden Joko Widodo.

"Rakornas menghadirkan semangat berdiri di atas kaki sendiri di bidang ekonomi," jelas Hasto.

Sementara itu salah satu pemilik stand UMKM, Pandapotan Sitanggang mengaku bangga bisa menampilkan hasil karya pertanian miliknya, yaitu singkong super yang ukuranya lebih besar hampir 10 kali lipat dari singkong biasa.

"Singkong ini hasil silang dari bibit umbi karit dan bibit singkong unggulan. Makanya ukuranya bisa lebih besar. Cara menanamnya juga berbeda dari singkong biasa," tutur Pandopatan.

Pria asal Sumatra Utara ini mengatakan, sudah setahun menanam singkong super di daerah Pekanbaru. Keuntungan yang didapat pun cukup lumayan untuk memenuhi kebutuhan sehari hari.

"Untungnya lumayan bisa Rp 15 juta sebulan. Singkong ini kita produksi lagi menjadi tepung terigu. Itu yang kita pasarkan nanti. Yang jelas kualitasnya pasti lebih baik dari terigu lainya, dan harganya lebih murah," dia memungkasi.

 


Ekonomi Gotong Royong

Presiden Jokowi , Wapres Jusuf Kalla, Presiden ke-3 BJ Habibie dan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri menumbuk padi saat acara Rakornas Tiga Pilar PDI P di ICE BSD, Tangerang Selatan, Sabtu (16/12). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Rapat koordinasi nasional tiga pilar PDI Perjuangan digelar di Indonesia Convention Exhibition BSD Tangerang, Banten. Selain dihadiri Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarno Puteri, hadir pula Presiden Joko Widodo beserta Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla, presiden ketiga Indonesia BJ Habibie serta sejumlah anggota kabinet kerja.

Dengan persaingan global yang makin sengit perlu pembangunan ekonomi gotong royong dari ranah desa dan pinggiran yang harus terus digalakkan. Dalam rapat koordinasi nasional tiga pilar ini juga digelar pameran oleh puluhan UMKM dari berbagai daerah.

Diharapkan dengan digelarnya Rakornas Tiga Pilar puluhan ribu kader PDIP yang hadir dapat bersatu menggerakkan ekonomi khususnya UMKM untuk mengembangkan ekonomi kerakyatan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya