Liputan6.com, Bandung - PT Kereta Api Daerah Operasi (PT KA Daops) 2 Bandung menyatakan gempa berkekuatan 6,9 Scala Richter di Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat malam tidak menimbulkan kerusakan jalur kereta api.
Jalur masih aman meski pada Sabtu, 16 Desember 2017, pukul 07.22 WIB terjadi gempa susulan di Garut, Jawa Barat berkekuatan 5,7 Scala Richter.
Menurut Juru Bicara PT KA Daops 2 Bandung, Joni Martinus, pascagempa yang terjadi Jumat malam dan juga gempa susulan Sabtu pagi, regu siaga langsung turun ke lapangan untuk memeriksa kondisi prasarana di wilayah Daop 2 Bandung.
"Alhamdulillah semuanya dalam keadaan baik dan tetap aman untuk operasional kereta api,” kata Joni Martinus dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Sabtu, 16 Desember 2017.
Baca Juga
Advertisement
Joni Martinus mengatakan sampai saat ini kondisi semua prasarana kereta api di wilayah Daop 2 Bandung terutama di jalur yang dekat dengan pusat gempa dalam keadaan aman. Joni menjamin seluruh petugas Daop 2 Bandung selalu siaga untuk segera mengecek kondisi jalan rel, jembatan, terowongan, stasiun, dan persinyalan.
Namun perkembangan kondisi terkini tetap dipantau PT KA. Untuk itu kata dia, petugas-petugas pemeriksa rutin dan juga petugas tambahan (flying gank) tetap disiagakan di seluruh lintas.
“Masyarakat tidak perlu khawatir, kondisi jalur kereta api tetap aman untuk dilintasi," ujar Joni.
PT KA Daops 2 Bandung mengucapkan bela sungkawa sebesar-besarnya kepada korban gempa dan berharap semua tetap waspada dan siaga. Masyarakat dihimbau menyimak informasi dari lembaga resmi soal perkembangan gempa, jaga sampai termakan berita palsu yang banyak dimuat di media sosial sesaat setelah peristiwa berlangsung.
Korban Jiwa Gempa Jawa
Gempa berskala 6,9 skala Richter (SR) yang terjadi pada Jumat, 15 Desember 2017 pukul 23.47 WIB malam merenggut korban. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut, tiga orang meninggal dunia akibat gempa ini.
"Sampai dengan hari ini tercatat tiga orang meninggal dunia, yaitu dua orang akibat tertimpa tembok rumah yang roboh," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam konferensi pers yang digelar di Graha BNPB Jakarta Timur, Sabtu (16/12/2017).
Kedua orang tersebut, lanjutnya, adalah Aminah yang berusia 80 tahun dan Dedeh Nudri.
"Menimpa Ibu Aminah usia 80 tahun warga dari Kota Pekalongan, Jawa Tengah dan Ibu Hj Dedeh Nudri warga Kecamatan Sadananya, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat. Keduanya meninggal karena tertimpa oleh tembok rumah yang roboh," papar dia.
Adapun korban ketiga, lanjut Sutopo, meninggal dunia saat sedang dibawa ke rumah sakit.
"Kemudian yang ketiga, ibu Fatimah usia 34 warga Jambon Kabupaten Bantul pada saat kejadian gempa, panik, lari kemudian jatuh, dibawa ke rumah sakit kemudian meninggal dunia," jelas Sutopo.
Dia menyatakan, sampai dengan saat ini tiga orang meninggal dunia akibat gempa, baik dampak langsung maupun tidak langsung.
Gempa mengguncang Pulau Jawa pada Jumat, 15 Desember 2017 malam, pukul 23.47 WIB. Getaran gempa terasa di sejumlah daerah, di antaranya Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, dan NTB.
Advertisement