Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berharap, pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) di tahun depan mampu memberikan dampak positif bagi perekonomian. Pada 2018, akan ada 177 Pilkada serentak yang berlangsung pada 27 Juni 2018.
"Di 2018, isu domestik yang perlu jadi perhatian, yang kami harap dapat diakselerasi secara positif, karena akan ada Pilkada di 120 daerah." ujar dia dalam acara Investor Gathering 2017 di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Senin (18/12/2017).
Dia mengungkapkan, ada dua hal dari berlangsungnya Pilkada yang diharapkan bisa memberikan efek positif bagi perekonomian. Pertama, hasil dari proses demokrasi yang akan menentukan pemimpin yang mampu mendorong perekonomian. Kedua, masa kampanye Pilkada akan membuat uang yang beredar di masyarakat lebih besar sehingga mampu mendorong konsumsi.
Baca Juga
Advertisement
"Kami harap ini akan beri efek positif, bukan negatif. Karena ini akan memberikan sebuah proses politik demokrasi terbuka yang selama ini teruji dengan baik. Dan diharapkan akan positif di sisi belanja. Karena partai atau calon akan lakukan berbagai macam konsumsi resource menghimpun voter-nya," kata dia.
Meski demikian, lanjut Sri Mulyani, masih ada sisi ketidakpastian dari berlangsungnya Pilkada ini. Namun, hal tersebut diharapkan bisa diatasi dengan baik.
"Ketidakpastian kami harapkan akan hilang. Karena Pak Presiden sudah menjamin di siklus politik sekarang ini seluruh jajaran di pemerintahan akan terus fokus dan berkomitmen untuk terus menjalankan program pembangunan," ujar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pilkada Bakal Jadi Berkah Ekonomi RI
Sebelumnya, Pemilihan kepala daerah (pilkada) yang akan berlangsung di 171 daerah di Indonesia pada 2018 akan menyumbang 0,2-0,3 persen terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dengan demikian, ekonomi nasional diproyeksikan tumbuh pada kisaran 5,4-5,5 persen pada tahun depan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengaku masyarakat maupun dunia usaha tak khawatir dengan momen pilkada. Alasannya, karena setiap daerah memiliki jagoannya masing-masing dengan partai politik pengusung berbeda-beda.
"Di Indonesia partainya banyak. Kalau yang bertarung di daerah sana dan sini sama saja, partai-partai itu saja, baru khawatir. Tapi ini kan beda, jadi pilkada di 171 daerah tahun depan malah menjadi berkah," ujar dia saat acara Sarasehan 100 Ekonom di Hotel Grand Sahid Jaya, Selasa 12 Desember 2017.
Dengan kata lain, Darmin menjelaskan, perebutan takhta sebagai kepala daerah tidak akan membahayakan keamanan nasional, dari sisi ekonomi maupun politik. Kontribusi pilkada dan Asian Games terhadap pertumbuhan ekonomi, ia menambahkan, diperkirakan sekitar 0,2-0,3 persen.
"Kalau pertumbuhan ekonomi alami kita 5,1-5,2 persen, dengan tambahan 0,2-0,3 persen maka pertumbuhan ekonomi akan bergerak pada 5,4-5,5 persen. Makanya kalau orang wait and see, saya heran saja, wong optimisme ekonominya baik," tutur dia.
Sementara itu, Ekonom Senior Indef, Didiek J. Rachbini mengingatkan agar menjaga stabilitas politik pada saat pilkada 2018. Dia menilai, politik bak roller coaster yang dapat mengancam ekonomi Indonesia.
"Kalau main politiknya akrobatik, tidak beres, ekonomi akan jatuh juga. Jadi jangan kasar main politik, jangan merusak sistem, seperti di pilkada DKI tegang tapi terkendali. Itu pengalaman buruk dan tidak boleh terulang kembali," jelas dia.
Berdasarkan pengalaman sebelumnya, Didiek mengaku, proses pilkada selama ini berjalan dengan tertib dan tidak ada gangguan stabilitas keamanan, sehingga tidak berdampak terhadap ekonomi Indonesia.
"Pilkada dari pengalaman kita kan tertib, tidak ada case yang berat. Selama ini pengaruh ke ekonomi tidak fatal," kata dia.
Advertisement