Liputan6.com, Jakarta - Aksi Bela Palestina di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Minggu (17/12/2017) turut dihadiri beberapa artis, salah satunya pesinetron sekaligus anggota DPR RI, Lucky Hakim. Pria kelahiran Cilacap 38 tahun silam ini memulai aksi dengan berjalan dari Tugu Tani menuju silang Monas.
Lucky Hakim mengkritik sikap Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Pengakuan sepihak Amerika Serikat itu, kata Lucky Hakim, telah menyakiti hati umat muslim di seluruh dunia.
Baca Juga
Advertisement
"Alhamdulillah saya datang bersama rekan-rekan sejak pagi. Kami jalan kaki dari Tugu Tani menuju Monas. Kami menyatakan kecaman terhadap pernyataan Donald Trump terkait (pengakuan) Yerusalem, sekaligus menyatakan dukungan untuk kemerdekaan Palestina dari Zionis Israel," kata Lucky Hakim kepada media, Senin (18/12/2017).
Menurut Lucky Hakim, apa yang dilakukan Amerika Serikat itu justru bertentangan dengan pesan damai yang selama ini digaungkan oleh Negeri Paman Sam tersebut. Selain itu, mantan suami Indadari dan Tiara Dewi ini juga menganggap Israel telah melanggar hak asasi manusia para warga Palestina.
Utang Budi
"Amerika sering menyuarakan tentang HAM, tetapi terhadap Palestina mereka tidak fair. Sejarah menunjukkan bahwa Israel itu memanfaatkan kebaikan Palestina. Mereka merampas tanah dan menindas rakyat Palestina, bahkan wanita dan anak-anak pun diperlakukan dengan biadab," ucap Lucky Hakim.
Lucky Hakim juga mengingatkan bahwa rakyat Indonesia memiliki utang budi terhadap Palestina. Oleh karena itu, pesinetron Angling Dharma ini mengirimkan pesan beberapa pesan kepada Presiden RI, Joko Widodo.
"Kita berutang budi pada Palestina. Sebelum kita merdeka, Palestina menyatakan Indonesia sebagai negara yang merdeka. Saya dengan atas nama pribadi dan anggota DPR meminta pemerintah Indonesia khususnya kepada Presiden, untuk menyatakan protes keras dan melakukan upaya-upaya diplomatik terkait penjajahan Palestina," ujar Lucky Hakim.
"Dan jika hal diplomatik tidak bisa menyelesaikan penderitaan bangsa Palestina, maka sebaiknya Indonesia memutuskan hubungan diplomatik dengan Amerika. Pulangkan duta besar Amerika ke pelukan Donald Trump. Kita juga wajib mengevaluasi kerja sama dengan mereka," ia menambahkan. (Ras)
Advertisement