Curahan Hati Anak-Anak TKI kepada Menteri

Curahan hati anak-anak TKI itu disampaikan kepada Menaker Hanif Dakhiri yang dijawab dengan imbauan untuk tetap bersabar.

oleh Fajar Abrori diperbarui 18 Des 2017, 23:03 WIB
Seorang anak tertidur di kursi bersama keluarganya menunggu verifikasi data TKI dari petugas BP3TKI Serang di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Sabtu (10/06). (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Madiun - Memperingati Hari Migran Internasional, Menteri Tenaga Kerja Hanif Dakhiri menggelar telekonferensi dengan anak-anak Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang berada di Desa Uzuramba Barat, Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) dari Madiun sebelum ia menggelar kunjungan kerja ke Kabupaten Ponoro, Jawa Timur.

Di depan layar laptop, politikus PKB itu menyapa ratusan anak yang telah berkumpul di suatu tempat di Desa Uzuramba Barat. Anak-anak tersebut didampingi oleh pejabat dinas tenaga kerja, camat, dan kepala desa setempat.

Setelah menyapa anak-anak TKI melalui layanan Skype, Hanif langsung menanyakan tentang kabar dan di mana orangtua mereka bekerja. "Ayah dan ibu kerja di Malaysia," jawab salah satu anak TKI yang bekerja di Malaysia secara ilegal, Senin (18/12/2017).

Saat berbicara dengan Menaker, anak itu mengeluarkan unek-uneknya menjadi anak TKI. Ia mengaku sangat merindukan kedua orangtuanya yang bekerja di luar negeri. "Saya rindu dengan ayah dan ibu," kata anak itu.

Tak hanya anak tersebut, anak-anak TKI lainnya juga menyampaikan curahan hatinya yang sama. Mereka yang tinggal di kampung sangat merasa kangen dengan orangtuanya yang menjadi TKI.

Mendengar curahan hati putra-putri TKI, Hanif meminta anak-anak TKI untuk bersabar. Ia pun meminta kepada anak- anak agar tetap ceria dan belajar terus.

"Jangan sampai tidak sekolah ya. Nanti kalau sekolah terus, masa depan kalian akan lebih baik," kata dia.

Menaker bercerita kalau orangtuanya dulu juga pernah menjadi tenaga kerja di luar negeri. Meskipun ditinggal orangtua yang menjadi TKI, dirinya tetap bersekolah dengan giat. Ia percaya dengan sekolah yang baik akan mampu mengubah masa depan menjadi lebih baik.

"Dulu saya ditinggal orangtua kerja di luar negeri. Alhamdulillah, karena saya sekolah terus, masa depan menjadi baik. Pokoknya kalian harus sekolah biar masa depannya lebih baik baik," ujarnya.

 

 


Perumahan TKI

Menaker Hanif Dakhiri meletakkan batu pertama dalam proyek pembangunan perumahan TKI di Ponorogo, Jawa Timur. (Liputan6.com/Fajar Abrori)

Usai mendengarkan curhat anak-anak TKI, Menaker kemudian meletakkan batu pertama pembangunan perumahan pekerja migran Indonesia di Ponorogo. Rencananya, jumlah rumah yang akan dibangun mencapai 500 unit.

Proyek pembangunan perumahan pekerja migran Indonesia itu dilakukan di Kelurahan Cokromenggalan, Ponorogo, Jawa Timur. Proyek pembangunan perumahan tersebut dikerjakan oleh Gajah Emas Kontruksi yang dimiliki para purna TKI asal Ponorogo. Dengan begitu, pembangunan perumahan tersebut dilakukan oleh buruh migran untuk buruh migran.

Menaker mengatakan perumahan untuk Tenaga Kerja Indonesia (TKI) merupakan salah satu instrumen yang penting untuk membantu pengelolaan uang upah para TKI di luar negeri yang dikirim ke Indonesia.

"Dengan pembangunan rumah ini, membantu pengelolaan remitansi pekerja migran agar produktif," kata dia.

Pembangunan perumahan buruh migran, ucap politikus PKB itu, merupakan inisiatif dari para kelompok purna TKI. Dalam pembangunan ini, mereka menggandeng pihak swasta dan perbankan.

Selain Ponorogo, perumahan buruh migran Indonesia juga dibangun di Madiun."Pemerintah memberikan dukungan dalam pembangunan rumah TKI di Ponorogo. Sedangkan sebelumnya, sudah dilakukan di Madiun dan telah selesai," kata dia.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya