Liputan6.com, Banyumas - Duka sekaligus trauma masih amat terasa di kampung-kampung Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah yang terdampak bencana gempa bumi 6,9 skala ritcher yang menggoncang Jawa, Jumat malam, 15 Desember 2017 lalu.
Tiba-tiba, masyarakat kembali dihentak bencana alam pada Minggu petang, 17 Desember 2017. Kali ini, longsor menerjang 25 rumah di Kecamatan Gumelar, persis dua hari setelah gempa yang merusak 95 rumah.
Longsor terjadi di tiga desa, semuanya di Kecamatan Gumelar, yakni Desa Gumelar, Cihonje dan Cilangkap. Sebagian besar pemilik rumah terpaksa mengungsi.
Dari 25 rumah itu, dua di antaranya ambruk. Dua rumah itu adalah milik Kasman (60) dan Kartem (55), yang berada di Dusun Ciwaras, Gumelar Kecamatan Gumelar, Banyumas. Dusun Ciwaras menjadi salah satu dusun terparah. Di dusun ini, lima rumah lainnya rusak berat dan ringan.
Baca Juga
Advertisement
Sementara, di Desa Gumelar, secara total terdapat belasan rumah rusak akibat [longsor](longsor ""). Pasalnya, secara bersamaan, longsor juga melanda Dusun Cilengkong.
Komandan Taruna Tanggap Bencana (Tagana) Banyumas, Heriana Ady Chandra menerangkan longsor dipicu hujan deras yang terjadi sejak Minggu siang hingga petang. Sebelumnya, dua hari berturut-turut, hujan deras juga mengguyur kawasan ini.
Kerusakan yang dialami bervariasi antara kategori berat, ringan, dan sedang. Material longsor berupa tanah rata-rata menimpa bagian belakang rumah warga. Beruntung tak ada korban jiwa dalam kejadian ini.
"Karena kondisi tanah labil, dan ini juga hujan lebat masih berlangsung sehingga bisa memicu longsor," ujar Chandra, saat dihubungi Liputan6.com, Senin (18/12/2017).
Penanganan Terkendala Hujan Lebat
Hari ini, petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas, Tagana, relawan dan masyarakat setempat mulai membersihkan material longsoran. Dua tim membersihkan material dan menyingkirkan puing rumah, adapun satu tim lainnya menangani jalan yang tertimbun material longsoran.
Namun lantaran kembali turun hujan lebat, penanganan dihentikan sementara dan akan dilanjutkan besok. Dikhawatirkan, terjadi longsor susulan yang membahayakan relawan yang bertugas.
"Dihentikan dulu. Terlalu berisiko," ujarnya.
Chandra menjelaskan, sebagian besar pemilik rumah yang terdampak longsor saat ini sudah mengungsi ke rumah saudara atau tetangga yang wilayahnya tak terdampak. Sebab, ada potensi masih akan terjadi longsor susulan.
Di perbukitan Cihonje Gumelar dan Cilangkap sudah muncul retakan tanah di atas kawasan yang longsor. Di Cilangkap, retakan terdeteksi sepanjang 7 meter dengan lebar 50 centimeter dan kedalaman 1,5 meter.
"Bisa longsor lagi kalau dipicu hujan deras," dia mengungkapkan.
Advertisement
Akses Jalan Sempat Putus Total dan Listrik Padam
Selain menimpa rumah, belasan titik longsor lain menimpa jalan kampung, desa dan kabupaten. Enam titik longsor menimpa jalan utama. Salah satunya menyebabkan akses ke Kecamatan Gumelar sempat lumpuh total. Longsor terjadi pada Senin dinihari.
Minggu pagi, jalur utama menuju kecamatan mulai dibersihkan dan siangnya dapat dilewati kendaraan roda empat. Namun dibutuhkan penanganan lanjutan dengan alat berat untuk membersihkan material yang masih tersisa di pinggir jalan.
Chandra menambahkan, kabel listrik PLN juga sempat putus lantaran tertimpa pohon tumbang. Akibatnya, hingga Minggu siang, wilayah Gumelar dan sekitarnya nyaris lumpuh dari aktivitas yang membutuhkan tenaga listrik.
Minggu sore, dijadwalkan listrik kembali normal. Lalu lintas di jalur utama pun berangsur normal.
"Penanganan diprioritaskan yang akses jalan utama ke Bumiayu dan Kecamatan Gumelar," ucap Chandra.