Liputan6.com, California - Sebuah studi mengungkap, tidur di dekat smartphone yang aktif berisiko bagi kesehatan. Radiasi yang terpancar dari antena internal smartphone disebut menjadi pemicu utama yang bisa membahayakan, bahkan bisa menyebabkan penyakit kanker otak. Pertanyaannya: apakah studi ini valid dan benar terbukti?
Tim dokter California Department Public Health, Amerika Serikat (AS) membenarkan studi tersebut. Menurut mereka, sinyal radiasi dari smartphone terdiri dari emisi radiofrekuensi (RF). Emisi ini biasanya digunakan untuk melakukan transfer informasi.
Baca Juga
Advertisement
Emisi RF, sebagaimana dilansir The Independent pada Kamis (20/12/2017), memancarkan emisi yang bisa merusak otak penggunanya dalam jarak dekat. Hal tersebut justru tak akan terjadi dalam jarak jauh.
"Emisi ini lebih mudah merusak otak anak-anak ketimbang dewasa. Efek dari emisi bahkan bisa berlangsung lama dan menganggu perkembangan otak mereka," tulis studi tersebut.
Terkait apakah benar bisa menyebabkan kanker, tim dokter menjawab hal tersebut bisa terjadi dengan beberapa kemungkinan.
"Salah satu kemungkinan (terbesar) adalah eksposur emisi radiasi smartphone bisa merusak otak dan menyebabkan anomali sel-sel otak, ujung-ujungnya bisa menyebabkan tumor atau bahkan kanker di otak atau telinga," lanjutnya.
Gejala Otak
Selain kanker, studi sebelumnya juga mengungkap pengguna yang membiarkan smartphone mereka berada di tempat tidur akan terkena Hypervigilance. Ini merupakan suatu gejala otak yang dapat membuat seseorang mengalami rasa tegang dan kewaspadaan secara terus menerus.
"Untuk pengalaman tidur yang nyaman, Anda harus merasa aman dan tidak khawatir tentang apa pun, khususnya smartphone Anda," ujar Dr Neil Stanley, ilmuwan dari Leeds University.
"Dengan smartphone yang berada di dekat Anda pada malam hari, secara sadar Anda pasti ingin menggunakan benda tersebut. Otak akan memantau situasi tidur Anda, tidur akan menjadi lebih mudah terganggu," Dr Stanley melanjutkan.
Tak hanya itu, ada lagi bahaya terbesar dari tidur dengan smartphone. Dr Charles Czeisler, seorang Profesor Kedokteran yang meneliti ritme tidur dari Harvard University, mengungkap bahwa cahaya yang dipijarkan smartphone juga menyebabkan gangguan ritme alami tubuh seseorang.
Hal tersebut dapat memanipulasi tubuh manusia sehingga menggangap waktu masih siang, dengan kata lain dapat membuat pengguna mengalami disorientasi waktu.
Studi lain dalam jurnal "Organizational Behavior and Human Decision Processes" pada Januari 2015, juga melakukan penelitian tentang kebiasaan para pekerja yang menggunakan smartphone sebelum tidur.
Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa penggunaan smartphone di atas jam 9 malam dapat menurunkan kuantitas tidur di malam hari, bahkan dapat menyebabkan kinerja di tempat kerja memburuk di pagi hari.
(Jek/Cas)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement