5 Mitos di Android yang Tak Perlu Dipercaya

Tak semua kabar yang kamu dengar tentang Android sepenuhnya benar. Bisa jadi ada sejumlah mitos yang dipercaya, padahal hanya isu saja.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 21 Des 2017, 08:00 WIB
Logo Android Marshmallow. Foto: Akun Twitter David Burke

Liputan6.com, Jakarta - Ada banyak mitos mengenai Android yang dipercaya banyak orang. Padahal, mereka yang asal percaya pada mitos ini tidak benar-benar mengetahui kalau informasi yang dipercaya itu hanya bohong belaka.

Apa saja mitos tentang Android yang tak boleh dipercaya?

1. Spesifikasi Jadi Acuan Menilai Kualitas Smartphone

Tidak sedikit orang yang menilai bahwa spesifikasi fisik adalah acuan untuk menilai kualitas smartphone. Padahal, spesifikasi fisik yang mumpuni tidak melulu bisa memenuhi kebutuhan pengguna.

Android Oreo. Dok: androidpit.com

Misalnya saja kamu hanya sering menggunakan Android untuk mendengarkan musik dan berfoto, tentu kamu tidak membutuhkan smartphone dengan RAM 6GB bukan?

2. Android adalah Sarang Malware

Ilustrasi: Android terserang malware (foto: phonearena.com)

Saat ini banyak berita yang menyebut, banyak aplikasi-aplikasi Android yang terinfeksi malware dan malware itu bisa melumpuhkan perangkat penggunanya.

Padahal, sebelum mengunduh aplikasi di Google Play, filter keamanan Google Play Protect akan mendeteksi ada tidaknya malware di aplikasi tersebut. Biasanya, malware menyusup lewat konten yang disediakan pihak ketiga atau melalui website yang diakses dari browser Android.

Memang tak dimungkiri, semua perangkat memiliki kerentanan terhadap malware atau virus. Oleh karenanya sebagai pengguna kita harus selalu memastikan mengunduh dan memasang aplikasi yang pengembangnya jelas, bukan dari sembarang pengembang atau APK dari pihak ketiga.


3. Semua Perangkat Android Sama Saja

Ilustrasi: Smartphone Android

Semua perangkat Android dianggap sama saja? Tentu tidak. Tidak semua tipe OS di perangkat berbeda akan memiliki performa sama. Gampangnya, OS Android di smartphone LG bisa jadi memiliki performa berbeda saat diterapkan di smartphone Samsung.

Tentunya, perlu dipahami bahwa semuanya bergantung pada perangkat keras dari smartphone itu dalam mendukung dan memodifikasi sistem Android.

4. Fitur Task Killer Sangat Penting?

Di Android, kamu bisa menemukan bagaimana sistem operasi mengatur aplikasi-aplikasi yang berhenti dengan sendirinya di tengah pemakaian. Jadi, pada dasarnya pengguna tidak perlu menggunakan task killer sepanjang waktu.

Ilustrasi: Task Killer pada Android (Foto: Google Play Store/ Advanced Task Killer)


5. Android Rumit?

Smartphone Android, Oppo F5. Liputan6.com/Iskandar

Pengguna yang sudah lama memakai smartphone Android pasti akan terbiasa mengoperasikannya dan tidak menganggap Android rumit.

Misalnya kamu membutuhkan sebuah aplikasi, bisa langsung mencari di Google dan langsung ditampilkan di Play Store. Kamu pun bisa langsung mengunduhnya.

**Artikel ini merupakan hasil kerja sama Tekno Liputan6.com dengan situs teknologi JalanTikus.com. Untuk informasi mengenai tips dan ulasan teknologi, kunjungi www.jalantikus.com.

(Tin/Cas)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Foto dok. Liputan6.com
Foto dok. Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya