Liputan6.com, Jakarta - Kampanye keselamatan jalan raya terus digaungkan Forum Wartawan Otomotif Indonesia (Forwot). Setidaknya hal itu kembali dilakukan saat gelaran Touring Forwot XV yang berlangsung akhir pekan lalu.
"Touring kali ini Forwot membawa misi mengedepankan road safety, sama seperti touring-touring sebelumnya. Para wartawan otomotif harus menjadi ujung tombak dalam mengampanyekan keselamatan di jalan raya seperti menaati rambu-rambu lalulintas,"
"Tak sekadar menjadi teori, namun harus diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam perjalanan kali ini," terang Wakil Ketua Umum Forwot Zainal Abidin dalam keterangan resminya.
Baca Juga
Advertisement
Dalam sebuah kesempatan, PT Honda Prospect Motor (HPM) yang turut mendukung kegiatan ini memberikan pencerahan mengenai "Honda Sensing". Sharing session yang diikuti puluhan jurnalis otomotif dari berbagai media massa ini bergulir di dealer Honda Imora Sentul City, Bogor.
Assistant Manager Public Relation HPM Yulian Karfili mengatakan, Honda Sensing dikembangkan sebagai sebuah langkah baru Honda untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang bebas dari kecelakaan lalu lintas.
"Bukan hanya pengendara kendaraan pribadi seperti mobil dan sepeda motor, tetapi semua pihak pengguna jalan agar dapat menikmati kehidupan mereka tanpa perlu khawatir dengan keselamatan berkendara. Hal ini merupakan bagian dari konsep keselamatan dunia Honda, yaitu Safety For Everyone," jelas Yulian.
Sementara itu, Forwot terus berkomitmen untuk lebih aktif dalam menggaungkan kampanye keselamatan jalan raya. Pada 2018 sejumlah kegiatan road safety campaign berupa pelatihan atau dalam bentuk lainnya akan diselenggarakan.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Angka Kecelakaan Masih Tinggi
Sebagai informasi, berdasarkan data Kepolisian Republik Indonesia, Fatalitas akibat kecelakaan lalu lintas tahun 2016 mencapai 25.869 jiwa. Angka tersebut lebih tinggi dibanding tahun 2015 (24.336 jiwa), namun lebih rendah dibanding tahun 2014 (28.297 jiwa).
Fakta lainnya, berdasarkan data Kementerian Kesehatan, perubahan beban penyakit kecelakaan dari tahun 1990 hingga tahun 2015 telah berubah dari peringkat 5 menjadi peringkat 2, tepat setelah penyakit stroke.
Data tersebut memaparkan pentingnya Keselamatan Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ). Berdasarkan data Korlantas Polri tahun 2016, penyumbang kecelakaan terbesar adalah roda dua dengan angka 72 persen. Peningkatan jumlah kecelakaan akibat sepeda motor meningkat secara signifikan, pada rentang 2010 hingga 2016 jumlahnya meningkat tiga kali lipat.
Kecelakaan tersebut berdampak terhadap perekonomian nasional. Kerugian ekonomi akibat kecelakaan menurunkan angka PDB sebesar 2,9-3,1 persen, atau setara kerugian ekonomi Rp 205-220 triliun. Kerugian materi oleh korban kecelakaan pada tahun 2014 melebihi Rp 250 miliar.
Selain hal tersebut, kerugian semakin besar jika korban berada di usia produktif yang juga menjadi tulang punggung keluarga, dan keluarga yang ditinggalkan rentan terhadap kemiskinan.
Advertisement