Liputan6.com, Turin - Denda untuk Juventus dilipatgandakan untuk kasus pemberian tiket kepada suporter garis keras yang diduga terkoneksi dengan mafia. Juventus sendiri membela diri bahwa pemberian tiket itu sebagai usaha perdamaian di tribun.
Meski hukuman untuk Juventus dilipatgandakan, hal berbeda diterima sang presiden, Andrea Agnelli. Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) mengurangi hukuman untuk Agnelli.
Baca Juga
Advertisement
Agnelli, yang juga menjabat sebagai Presiden Asosiasi Klub Eropa (ECA) dan anggota komite eksekutif UEFA, awalnya diskors satu tahun pada September lalu. Namun, FIGC memutuskan bahwa hukuman untuk Agnelli secepatnya akan dikurangi.
Kenaikan denda untuk Juventus, yakni dari 300 ribu euro menjadi 600 ribu euro. Sementara denda pribadi untuk Agnelli juga naik dari 20 ribu euro menjadi 100 ribu euro.
Tolak Akui
Sejauh ini, Bianconeri masih menolak mengakui pelanggaran tersebut. Pernyataan resmi terkait hukuman terbaru juga belum dikeluarkan Juventus.
Para penyelidik akan berusaha memastikan apakah klub asal Turin itu sengaja memberikan tiket kepada para penggemar garis keras untuk kepentingan lain. Atau pembelaan Juventus bahwa tindakan mereka untuk menghindari kekerasan atau pelecehan rasial di tribun dinilai benar.
Namun, pelanggaran yang lebih berat dapat membuat Juventus dijatuhi denda atau pengurangan poin. Hal itu tentu berpotensi mengganggu persaingan tim asuhan Massimiliano Allegri di Liga Italia.
Advertisement
Alasan Agnelli
Agnelli mengatakan, pada Mei lalu ia bertemu dengan Ultras untuk meyakinkan mereka tidak merasa terdiskriminasi. Penerus keluarga pemilik produsen mobil Fiat Chrysler itu berharap kebijakannya dapat menghindari masalah ketertiban umum di stadion.
Untuk kasus ini, Juventus diperintahkan FIGC untuk menutup sebagian tribun stadion mereka untuk pertandingan Liga Italia menjamu Genoa pada 22 Januari 2018.