5 Pertanyaan Tak Terjawab pada MotoGP 2017

MotoGP musim 2017 memiliki beberapa pertanyaan yang belum terjawab sampai sekarang. Apa saja?

oleh Tyo Harsono diperbarui 20 Des 2017, 09:55 WIB
Perjuangan pembalap Ducati, Andrea Dovizioso saat menempel rekan setimnya, Jorge Lorenzo, pada MotoGP Valencia 2017 di Sirkuit Ricardo Tormo. (JOSE JORDAN / AFP)

Jakarta - MotoGP 2017 telah rampung sejak November dengan menghasilkan Marc Marquez sebagai juara dunia. Namun, perlombaan balap motor itu masih menyisakan berbagai pertanyaan besar sepanjang musim.

Baca Juga

  • Vinales Sempat Khawatir Berduet dengan Rossi
  • MotoGP: Zarco Angkat Bicara soal Kans Gantikan Rossi
  • 2 Insiden yang Lecut Semangat Marquez pada MotoGP 2017

Beberapa kejadian mengubah hasil akhir MotoGP 2017. Pebalap yang tadinya sempat menjadi favorit terlibat insiden yang merugikan mereka.

Marquez menjadi pihak yang diuntungkan akibat insiden-insiden tersebut. Beberapa faktor secara tidak langsung membantu pebalap asal Spanyol itu memenangi gelar MotoGP keempatnya.

Sempat inkonsisten pada enam seri awal, Marquez mulai melesat sejak seri ketujuh di Catalunya. Setelah itu, pebalap 24 tahun tersebut hanya satu kali gagal meraih poin, pada seri Britania Raya ketika tidak berhasil menyelesaikan balapan.

Selebihnya, prestasi terburuk Marquez adalah peringkat keempat di seri Malaysia. Saat itu, pebalap Repsol Honda itu berada di belakang Andrea Dovizioso, Jorge Lorenzo, dan Johann Zarco.

Lantas, apa saja pertanyaan besar terkait MotoGP 2017 yang belum terjawab? Berikut ini lima di antaranya seperti dilansir dari Crash.net:


Misteri Ducati di Tes Catalunya

Manajer Ducati Corse, Gigi Dall'lgna dan Davide Tardozzi, serta pebalap penguji, Michele Pirro, menyatakan jika mereka menemukan sesuatu pada tes di Catalunya. Namun, mereka menolak untuk memberi tahu penemuan tersebut.

Penemuan itu terbukti berharga untuk Ducati. Bukan tanpa alasan, Dovizioso berhasil menjadi juara di seri Catalunya. Prestasi itu membuat pebalap Italia itu mencatatkan rekor pribadi.

Sebelum seri Catalunya, Dovizioso memenangi seri Italia. Alhasil, pebalap berusia 31 tahun itu mencatatkan kemenangan beruntun. Dovizioso belum pernah memenangi seri secara berurutan sejak naik ke kelas MotoGP.

Hingga MotoGP 2017 berakhir, Ducati tidak memberi tahu penemuan pada tes di Catalunya. Namun, beberapa pihak memperkirakan penemuan itu ada hubungannya dengan chassis baru.

 


Cedera Valentino Rossi

Movistar Yamaha terbukti punya masalah pada lintasan low grip dan basah. Namun, Valentino Rossi merasa tidak punya masalah dengan kakinya yang parah pada seri Misano.

Akan tetapi, hal itu terbukti salah karena Rossi justru menderita cedera menjelang balapan di kandangnya di Sirkuit Mugello. Pebalap legendaris itu kembali menderita cedera pada seri Catalunya.

Meski begitu, Rossi mampu menempati peringkat keempat di Sirkuit Aragon setelah pulih dari cedera. Prestasi itu membuat publik bertanya apa yang akan Rossi raih jika tidak diganggu cedera.

Banyak pihak menganggap jika Rossi bakal menempati posisi lebih baik jika tidak mengalami cedera. Pebalap asal Italia itu hanya menempati peringkat kelima klasemen akhir MotoGP dengan perolehan 208 poin.

 


Duel Jorge Lorenzo dan Andrea Dovizioso

Andrea Dovizioso masih berpeluang menjadi juara dunia menjelang seri terakhir MotoGP 2017 di Valencia. Situasi itu membuat Ducati ditengarai bakal memberikan team order kepada Jorge Lorenzo.

Bukan tanpa alasan, Lorenzo berhasil membantu Dovizioso menjadi juara pada seri Sepang. Ketika itu, pebalap asal Spanyol tersebut tidak ngotot mengejar Dovizioso yang berada di posisi terdepan.

Akan tetapi, Lorenzo justru tidak mengikuti instruksi tim pada seri terakhir di Valencia. Akibatnya, Dovizioso yang minimal harus menempati peringkat ketiga untuk menjadi juara justru terjatuh.

Setelah balapan usai, Lorenzo mengaku berniat membantu Dovizioso menjelang lap akhir. Namun, dia tidak akan melakukan hal tersebut sepanjang balapan berlangsung.

 


Inkonsistensi Maverick Vinales

Nama Maverick Vinales sempat mencuri perhatian pada awal pagelaran MotoGP 2017. Vinales berhasil menjadi juara pada tiga dari lima seri pertama.

Pebalap asal Spanyol itu menjadi yang tercepat pada seri Qatar, Argentina, dan Prancis. Namun, performa Vinales mulai menurun sejak seri Catalunya. Mantan pebalap Suzuki itu hanya menempati peringkat ke-10.

Setelah itu, Vinales kesulitan mengulangi kegemilangan pada awal musim. Prestasi terbaiknya hanya menempati peringkat kedua pada seri Britania Raya.

Akibat penampilan inkonsisten itu, Vinales hanya mampu menempati peringkat ketiga klasemen akhir MotoGP 2017. Pebalap berusia 22 tahun tersebut mengumpulkan poin akhir 230.

 


Andrea Iannone di Qatar

Pada musim pertama bersama Suzuki, Andrea Iannone berhasil menempati peringkat kedua kualifikasi seri Qatar. Kondisi tersebut membuatnya menjadi favorit pada seri tersebut.

Meski begitu, pebalap asal Italia tersebut justru terjatuh di tengah-tengah balapan. Iannone pun gagal meraih poin pada seri pertama MotoGP 2017.

Banyak pihak menganggap Iannone dapat memberikan podium pertama untuk Suzuki jika tidak terjatuh di Qatar. Selain itu, kejatuhan pebalap berusia 28 tahun itu juga menjadi awal keterpurukan Suzuki.

Sepanjang pagelaran MotoGP 2017, prestasi terbaik yang diraih oleh Suzuki adalah dua kali peringkat keempat. Iannone menempati posisi itu pada seri Jepang, sedangkan Alex Rins pada seri terakhir di Valencia.

Sumber: Crash

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya