Liputan6.com, Beijing - China dan Rusia melayangkan kritik terhadap Amerika Serikat. Pasalnya, Strategi Keamanan Nasional AS yang baru melabeli kedua negara itu sebagai "kompetitor" yang menantang kepentingan Negeri Paman Sam.
Tiongkok pada Selasa menyatakan bahwa strategi baru yang digariskan oleh Presiden Donald Trump tersebut menunjukkan "mentalitas Perang Dingin".
"Kami mendesak AS untuk berhenti dengan sengaja mendistorsi tujuan strategis China dan meninggalkan konsep usang seperti mentalitas Perang Dingin serta zero-sum game -- jika tidak, ini hanya akan merugikan diri mereka sendiri dan pihak lainnya," kata Hua Chunying, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China.
"Kami berharap AS dapat menyesuaikan diri dengan tren zaman dan kehendak rakyat, menempatkan hubungan dunia serta China-AS dalam perspektif, menghormati komitmen yang relevan dan bergandengan tangan dengan China untuk menegakkan pertumbuhan hubungan kedua negara yang sehat dan stabil."
"Ini merupakan pilihan tepat yang melayani kepentingan kedua bangsa dan orang-orang di seluruh dunia," imbuhnya.
Baca Juga
Advertisement
Selain Beijing, kritik terhadap strategi keamanan nasional AS yang baru juga datang dari Moskow.
"Penafsiran cepat tentang bagian strategi yang menyebutkan nama negara kita... (menunjukkan) karakter imperialis," ungkap Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov.
Pada Senin waktu setempat, Trump meluncurkan Strategi Keamanan Nasional baru AS di mana ia berjanji untuk memprioritaskan kepentingan ekonomi AS dan "mengejar perdamaian melalui kekuatan".
Strategi keamanan tersebut secara eksplisit menyebut China dan Rusia sebagai "saingan" yang berusaha untuk "menantang kekuatan, pengaruh dan kepentingan AS" serta mencoba untuk "mengikis keamanan dan kemakmuran AS".
'Kerja Sama Satu-Satunya Pilihan yang Tepat'
China sendiri tidak setuju dengan anggapan bahwa pihaknnya adalah rival AS.
"Kami selalu percaya bahwa sebagai negara berkembang dan maju serta dua kekuatan ekonomi dunia, China dan AS memikul tanggung jawab penting dan memiliki kepentingan bersama yang luas dalam menegakkan perdamaian dan stabilitas dunia serta mempromosikan pembangunan dan kemakmuran global," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying.
Ia menambahkan, "Kerja sama merupakan satu-satunya pilihan yang tepat bagi China dan AS dan kerja sama yang saling menguntungkan dapat menghasilkan masa depan yang lebih baik".
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov pun menyatakan hal senada. Ia menegaskan pihaknya tidak pernah menempatkan Rusia sebagai ancaman bagi kepentingan AS.
"Strategi Keamanan AS yang baru menunjukkan 'keengganan untuk melepaskan gagasan tentang dunia unipolar, terlebih lagi, ketidakpedulian yang mendesak, mengabaikan dunia yang multipolar," ungkap Peskov.
"Kami tidak setuju dengan sikap yang memandang negara kami sebagai ancaman bagi Amerika Serikat," ia menambahkan.
Advertisement