Liputan6.com, Bekasi - Detasemen Khusus (Densus) 88 Markas Besar Kepolisian RI menggerebek sebuah rumah terduga teroris di Jalan Raya Pekayon, RT 3/21, Bekasi Selatan, Kota Bekasi. Dalam penggerebekan ini, Densus mengamankan seorang terduga teroris berinisial ML, yang bekerja sebagai penjual helm dan aksesoris motor.
Dari informasi yang dihimpun, penggerebekan ini terjadi pada Rabu (20/12/2017) sekitar pukul 07.00 WIB. Saat itu, puluhan petugas dengan bersenjata lengkap langsung melakukan penangkapan.
Advertisement
"Tadi pagi-pagi kejadiannya, warga juga tidak ada yang tahu," kata Kojek, ketua RT setempat.
Hingga pukul 11.47 WIB, petugas masih melakukan pengamanan di lokasi. Belum ada keterangan resmi dari kepolisian mengenai proses penyergapan dan penangkapan terduga teroris tersebut.
Sementara itu, warga Pekayon yang berada di sekitar lokasi dilarang mendekat. Warga menjelaskan, ada seorang warga yang diamankan berikut satu buah koper.
"Yang tinggal di situ, setahu saya namanya Mulyanto. Usianya paling 25-30 tahun. Dia orang seberang, dan udah dagang di sini, sekitar 2 tahun," pungkasnya.
20 Orang Ditangkap Jelang Natal
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian memastikan polisi belum menemukan potensi ancaman teror pada perayaan Natal dan tahun baru 2018. Namun, dia menegaskan Polri tetap melakukan langkah-langkah pencegahan.
"Tolong digarisbawahi, sampai saat ini belum ada ancaman teror. Tetapi kami tetap melakukan upaya preemptive strike," tegas Tito usai rapat dan video conference dengan sejumlah menteri di Mabes Polri, Jakarta, Senin (18/12/2017).
Upaya preemptive strike jelang Natal dan tahun baru 2018 yang dimaksud Tito adalah mengamankan sejumlah orang yang pernah terlibat kegiatan terorisme.
"Mereka yang potensial dan ada kasusnya kami lakukan penangkapan," ucap mantan Kapolda Metro Jaya ini.
Tito mengungkapkan pihaknya sudah melakukan operasi penangkapan terhadap sejumlah orang yang diduga pernah terlibat dengan aksi terorisme.
Total yang sudah diamankan berjumlah 20 orang. Lima orang di antaranya ditangkap di Malaysia dan empat lainnya warga Kalbar yang hendak ke Filipina.
"Selain preemptive strike, kami juga melakukan pengamanan terbuka. Kami amankan semua gereja dan tempat kebaktian Natal," terang Tito.
Advertisement
Tetap Waspada
Terorisme menjadi salah satu kejahatan yang diantisipasi Polri jelang perayaan Natal dan tahun baru 2018. Tak hanya mengamankan tempat-tempat ibadah, Polri juga bersiaga di tempat-tempat wisata untuk mengantisipasi transnational crime itu.
Polri juga sudah memetakan daerah rawan pelanggaran keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) menjelang perayaan Natal. Daerah-daerah tersebut merupakan daerah yang mayoritas masyarakatnya merayakan Hari Raya Natal.
"Daerah rawan sesuai dengan prediksi kita, rawan lonjakan situasinya ya, pasti di daerah-daerah yang saudara-saudara kita banyak merayakan Natal, seperti Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Maluku, Papua, Papua Barat, dan NTT (Nusa Tenggara Timur)," ujar Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Setyo Wasisto, di Humas Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (15/12 /2017).
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini