Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menyatakan, partainya telah selesai menyelenggarakan musyawarah nasional luar biasa (munaslub). Munaslub ini menghasilkan sejumlah keputusan, di antaranya adalah penetapan dirinya sebagai Ketua Umum Partai Golkar.
Airlangga mengatakan, penetapan itu disetujui seluruh peserta baik tingkat provinsi, kabupaten, kota, maupun organisasi kemasyarakatan yang ada di bawah partai berlambang pohon beringin itu.
Advertisement
"Seratus persen pemegang hak suara Golkar mengusulkan penetapan ketua umum dan diputuskan dalam sidang paripurna munaslub," kata Airlangga di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (20/12/2017).
Keputusan kedua, kata dia, yakni mengenai masa jabatan yang akan diemban oleh Ketua Umum Partai Golkar. Telah disepakati menjadi 2017-2019.
Namun, masa jabatan itu masih dapat diperpanjang berdasarkan mekanisme rapat pimpinan nasional (rapimnas).
"Penyempurnaan Anggaran Dasar (AD), Anggaran Rumah Tangga (ART) diputuskan pasal peralihan dalam AD ART Partai Golkar," ucap Airlangga.
Amanat untuk Airlangga
Hasil Munaslub, ujar Airlangga, juga memberikan amanat tunggal kepada ketua umum untuk melakukan revitalisasi dan restrukturisasi pengurus DPP Golkar.
"Munas ini seluruhnya aklamasi dan diharapkan konsolidasi organisasi di tingkat pusat, nasional, daerah, kota, kecamatan bisa solid," jelas dia.
Airlangga Hartarto resmi menjadi Ketua Umum Golkar berdasarkan hasil Musyawarah Luar Biasa (munaslub), Rabu (20/12/2017).
"Menetapkan Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar," kata Sarmudji, Sekretaris Pimpinan Munaslub, di Jakarta Rabu (20/12/2017).
Advertisement
Gantikan Setya Novanto
Airlangga sebelumnya telah ditunjuk menggantikan Setya Novanto dalam rapat pleno yang digelar di kantor DPP Golkar, Jakarta, Rabu malam. Saat itu, menurut Wakil Sekretaris Jenderal Golkar Ace Hasan, Airlangga ditunjuk secara aklamasi.
Anggota Dewan Pakar DPP Partai Golkar Najib Salim Attamimi mengatakan, pengukuhan Ketua Umum Partai Golkar memang harus dilakukan di Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub), sehingga hal itu berdasarkan mekanisme yang telah ditentukan.
"Harusnya begitu (pengukuhan saat Munaslub)," ucap Najib.
"Saya pribadi tetap mendukung Pak Airlangga, cuma harus sesuai dengan AD/ART Partai Golkar," kata Najib.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: