Bayi Ini Lahir dari Embrio Beku Berumur 25 Tahun

Baby Emma berasal dari embrio yang disimpan pada tahun 1992 dan ditempatkan di rahim sang ibu melalui 'transfer embrio beku' awal tahun ini.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 20 Des 2017, 14:03 WIB
Baby Emma yang lahir dari embrio yang telah dibekukan selama 25 tahun (CNN/Foto dari orangtua Baby Emma, Benjamin dan Tina Gibson)

Liputan6.com, Tennessee - Embrio manusia yang disimpan selama 25 tahun menghasilkan kelahiran yang sukses. Seorang bayi lahir bulan lalu di Tennessee, Amerika Serikat.

National Embryo Donation Center (NEDC) atau Pusat Donor Embrio Nasional di AS mengumumkan pada hari Selasa bahwa Emma Wren lahir pada 25 November 2017 dari rahim Tina Gibson (26). 

Baby Emma, demikian bayi itu dijuluki, berasal dari embrio yang disimpan pada tahun 1992 dan ditempatkan di rahim Tina melalui "transfer embrio beku", awal tahun ini.

Dr Jeffrey Keenan, direktur medis NEDC, mengatakan Baby Emma adalah hasil embrio yang awalnya dibekukan pada 14 Oktober 1992.

Tina dan Benjamin Gibson dari Tennessee, mengaku terkejut saat diberi tahu usia embrio yang dicairkan pada 13 Maret oleh Carol Sommerfelt, direktur laboratorium embriologi di National Embryo Donation Center (NEDC).

"Saya berusia 25 tahun lebih. Embrio ini dan saya bisa menjadi teman," kata Tina Gibson, seperti dikutip dari CNN pada Rabu (20/12/2017).

"Saya menginginkan seorang bayi, saya tidak peduli apakah itu rekor dunia atau tidak," kata Tina kepada CNN.

Direktur laboratorium embriologi di Pusat Donor Embrio Nasional, Carol Sommerfelt, mengatakan, "kelahiran ini cukup menarik mengingat berapa lama embrio telah membeku."

Sebelumnya, embrio beku tertua yang diketahui berhasil dilahirkan adalah berusia 20 tahun.

Lahir dengan berat 3,9 kilogram dan panjang 51 cm, Emma adalah bayi perempuan yang sehat, dan itulah satu-satunya pikiran di benak orangtuanya.

"Kami sangat bersyukur dan diberkati, dia adalah hadiah Natal yang berharga dari Tuhan," kata Tina. "Kami sangat bersyukur."

Meski tidak berbagi gen, Benjamin sang ayah (33), mengatakan bahwa Emma sudah seperti anaknya sendiri. "Begitu dia lahir, saya jatuh cinta padanya," katanya.

Adapun asal embrio tidak disebutkan. Sebelumnya, pasangan Gibson telah memiliki empat anak angkat sebelum memiliki Baby Emma.

Ketika ingin memulai proses ini, pasangan itu menginginkan bayi yang mirip dengannya atau dengan kata lain, embrio berasal dari orangtua kulit putih. 

 

 

 

 


Embrio Beku di AS

Ilustrasi embrio manusia. (Sumber Flickr/lunar caustic)

Tidak ada statistik standar tentang berapa banyak embrio beku yang tersimpan di AS. Namun, NEDC dan organisasi lainnya memperkirakan bahwa jumlahnya mungkin sebanyak satu juta.

Orang yang memiliki embrio beku--biasanya untuk memulai program bayi tabung--sering kali berakhir dengan lebih banyak embrio daripada yang mereka butuhkan untuk kehamilan.

Mereka harus memutuskan apakah akan menyimpannya nanti, biasanya dengan biaya tertentu, membuangnya, menyumbangkannya untuk penelitian ilmiah atau menyumbangkannya ke klinik seperti NEDC.

Klinik nirlaba menerima dana federal dan tidak membebankan biaya kepada para donor, tapi meminta penerima embrio untuk membayarkan sejumlah uang.

Dr Jeffrey Keenan, direktur medis NEDC, mengatakan bahwa tidak ada hal yang istimewa dengan keluarga Gibson. 

Dia mengatakan bahwa dia memindahkan dua embrio ke Tina Gibson, dan hanya ada satu bayi yang berhasil bertahan.

"Itu sangat umum, bahwa (semua embrio) mungkin tidak semuanya bertahan," jelas Keenan.


Mendorong Donasi Embrio

Pembekuan embrio setelah prosedur IVF. (Sumber nycivf.org)

National Embryo Donation Center (NEDC) atau Pusat Donor Embrio Nasional di AS adalah organisasi berbasis agama yang didirikan pada 2003.

Dr Jeffrey Keenan, direktur medis NEDC dan rekan-rekannya mengatakan, mereka menyelamatkan nyawa manusia. "Kami adalah kelompok berbasis agama," katanya.

"Sebagai sebuah organisasi yang dipandu oleh keyakinan agama dan dilindungi oleh Konstitusi Amerika Serikat, NEDC dengan tegas percaya akan kesucian hidup yang dimulai pada saat pembuahan dan mengakui pernikahan sebagai persatuan suci antara pria dan wanita sebagaimana didefinisikan oleh Kitab Suci," tulis NEDC di situsnya.

"Kami menerima semua embrio," kata Keenan. Namun, hanya pasangan yang memenuhi kriteria yang bisa mengadopsi embrio yang disimpan di kliniknya.

Sementara itu, Mark Mellinger, direktur marketing and development di National Embryo Donation Center, mengatakan, "Alasan keberadaan kami adalah untuk melindungi kesucian dan martabat embrio manusia," 

"Kami adalah pendukung besar sumbangan embrio dan adopsi embrio," lanjutnya.

Jika Anda ingin menyumbangkan sebuah embrio, lembaga itu akan menangani detail secara gratis.

"Kami akan menghubungi klinik kesuburan tempat embrio disimpan, dan mereka senang bekerja sama dengan kami," kata Mellinger.

Sebuah wadah penyimpanan khusus dikirim, lalu pusat kesuburan menempatkan embrio di dalamnya dan mengirimkannya ke pusat sumbangan, dan kemudian embrio disimpan di laboratorium di Knoxville.

"Kami akan mengadopsi embrio kapan pun," ujar Mellinger.

"Kadang-kadang, embrio telah disimpan selama beberapa minggu, mungkin beberapa bulan. Kadang-kadang, sudah puluhan tahun."

Pasangan adopsi membayar semua biaya, sekitar US$ 12.500 untuk percobaan pertama, menurut Mellinger.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya