Liputan6.com, Jakarta Depresi dapat berujung bunuh diri. Jika tidak segera ditangani, tindakan bunuh diri akan menjadi kenyataan seperti yang dialami anggota boyband Korea Selatan, Jonghyun SHINee.
Dalam sepucuk surat yang dia berikan untuk sahabatnya, anggota Dear Cloud, penyanyi Nine9, Jonghyun mengakui dirinya depresi dan tak bahagia. Keluarga Jonghyun baru tahu bahwa putra mereka menderita ketika Nine9 memberi tahu mengenai surat tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Mengambil contoh yang dialami Jonghyun SHINee, ada cara untuk menghadapi anggota keluarga yang dilanda depresi. Apalagi bila anggota keluarga tersebut ada indikasi untuk melakukan tindak bunuh diri, seperti tidak merasa bahagia atau selalu merasa tertekan menjalani kehidupan.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza Kementerian Kesehatan RI Fidiansjah mengatakan, ungkapan depresi dari orang melalui tulisan (surat) dan sikap orang yang tidak merasa bahagia itu sinyal peringatan gawat darurat.
"Harus menggali lebih dalam apa yang menyebabkan orang tersebut depresi dan ingin bunuh diri. Ajak dia ngobrol, dengarkan apa yang dikatakannya," jelas Fidiansjah saat dihubungi Health Liputan6.com, Rabu (20/12/2017).
Simak video menarik berikut ini:
Konsultasi ke psikiater
Ada pula alternatif lain untuk menghadapi anggota keluarga yang depresi, yakni membawanya berkonsultasi ke psikiater. Psikiater akan menangani serta mencari akar permasalahan yang bisa berujung depresi.
"Psikiater akan menggali penyebab depresi dari segi fisik dan biologis. Apakah orang yang bersangkutan mempunyai penyakit tertentu. Bisa saja penyakit itu yang memicu depresinya meningkat. Dari sisi sosial, bagaimana lingkungan tempat ia tinggal dan bekerja sehari-hari memengaruhinya," tambah Fidiansjah.
Lebih lanjut, psikiater juga akan menggali lebih dalam dari sisi spiritual orang yang depresi. Bagaimana cara orang tersebut memahami hidup dan apa tujuan hidupnya.
Advertisement