Liputan6.com, Kendari - Puluhan wanita dan pria yang kebanyakan bekerja di sejumlah Tempat Hiburan Malam (THM) di Kota Kendari dirazia pihak Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sulawesi Tenggara dan polisi, Rabu (20/12/2017).
Berdasarkan temuan saat razia yang digelar di tujuh kos-kosan elite di Kota Kendari, mayoritas penghuni merupakan pekerja malam. Sisanya, berprofesi sebagai pekerja di bidang perbankan dan tambang.
Penghuni yang bekerja di THM kebanyakan wanita cantik pemandu karaoke. Mereka memilih bersembunyi dan enggan membuka pintu kamarnya ketika digerebek.
Baca Juga
Advertisement
Setelah pintu digedor polisi agak keras dan diancam dijebol, keluarlah sejumlah wanita yang berpakaian agak terbuka dari kamarnya. Karena ada dugaan penggunaan narkoba dan pil PCC, maka aparat BNN dan polisi menggelar tes urine.
Hasilnya, sebanyak dua wanita dan tiga laki-laki positif menggunakan sabu. Polisi juga menemukan pirex dan bong (alat pengisap sabu) dari botol kaca di salah satu tong sampah. Namun, belum diketahui pemiliknya.
Wakil Ditnarkoba Polda Sulawesi Tenggara AKBP La Ode Aries Elfatar mengatakan operasi ini untuk meminimalisasi pengguna dan bandar narkoba di Kota Kendari menjelang Natal dan tahun baru. Sebab, berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya, banyak pengguna narkoba kedapatan berpesta sabu saat malam pergantian tahun.
"Kebanyakan pekerja malam di Kota Kendari, kan, berdomisili di kos-kosan, jadi peluang untuk menggunakan barang haram lebih bebas," ujar AKBP La Ode Aries Elfatar, Rabu (20/12/2017).
Simak video pilihan berikut ini:
Penghuni Kos Mencoba Mengelabui Polisi
Dari hasil penggerebekan, polisi menemukan pemakai morfin dan sabu dari 80 lebih kamar kos di enam lokasi kos-kosan di Kota Kendari. Dua jenis psikotropika berbeda ini ditemukan dari wanita pekerja malam yang mengikut tes urine.
Sebanyak 50 orang lebih pekerja malam dari tujuh kos yang digerebek polisi ikut diperiksa. Ketika digerebek, mereka buru-buru ke kamar mandi karena kedapatan masih menggunakan pakaian terbuka.
"Semua hasil akan dibawa ke BNNP, lalu akan diambil tindakan usulan untuk rehabilitasi kalau terbukti sebagai pemakai," ujar La Ode Aries Elfatar.
Saat menggerebek salah satu kamar kos elite di Jalan Bunga Seroja Kelurahan Lahundape Kecamatan Kendari Barat, salah seorang wanita dan pria pekerja malam mencoba mengelabui polisi ketika menyerahkan sampel urine. Mereka meyerahkan air keran sebagai pengganti urine
Pihak BNNP curiga karena air urine kedua pelaku berwarna bening, tidak hangat, dan sedikit. Padahal, jarak waktu antara pelaku berada di kamar mandi dan menyerahkan hasil urine hanya berselang beberapa detik.
"Ulang kencing, ulang kencing! Masak air kencingmu tidak berbusa," ujar salah seorang anggota BNNP Sulawesi Tenggara sambil menggoyang-goyangkan tabung kecil berisi urine.
Setelah dipaksa mengeluarkan urine, pelaku diketahui menggunakan narkoba jenis sabu. Keduanya lalu dibawa ke kantor polisi untuk diperiksa.
Advertisement