Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) rupanya ingin eksis di zaman now yang kini dijejali dengan era digitalisasi. Hal ini pula membuat Pertamina meluncurkan My Pertamina Loyalty Program.
Program ini diklaim sebagai cara meningkatkan pelayanan kepada konsumen agar bertransaksi lebih mudah, nyaman, dan aman. Serta mendukung terhadap Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT).
Baca Juga
Advertisement
Menurut Vice President Corporate Communication Pertamina, Adiatma Sardjito, My Pertamina Loyalty Program menjadi salah satu pelopor kombinasi loyalty program dan cashless payment dalam bentuk aplikasi dan kartu yang terintegrasi.
“My Pertamina Loyalty Card yang bisa digunakan di 60 titik SPBU, merupakan uang elektronik sebagai pengganti uang tunai,” ungkap Adiatma saat peluncuran My Pertamina Loyalty Program di SPBU 31.126.01 Jalan Raya Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (20/12/2017)
Untuk mengikuti program My Pertamina ini, Anda wajib mengunduh aplikasi My Pertamina melalui Play Store atau App Store sebagai sarana mendapatkan point dan reward dari pembelian produk Pertamina.
Anda juga harus melakukan registrasi melalui aplikasi tersebut. Untuk mendapatkan uang elektronik yang ada di aplikasi tersebut, dapat di-top-up secara online dari berbagai bank tanpa melalui proses tapping kartu.
My Pertamina dapat digunakan di 60 SPBU yang tersebar di Jabodetabek, Banten, Jabar, dan akan terus berkembang ke SPBU lainnya.
Uji pasar My Pertamina Loyalty Card pada dasarnya telah dilakukan sejak 10 Agustus 2017 dan akan kembali uji pasar di tujuh SPBU seperti di Kuningan Rasuna Said, MT Haryono, SPBU Kemang Selatan Raya, Pondok Indah, Lenteng Agung, BSD 1, dan SPBU BSD 2.
Kelebihan dari My Pertamina Loyal Card, akan membuat Anda berkesempatan berbagai diskon dari produk Pertamina.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Hati-Hati, Modus SPBU Nakal Utak-atik Angka Takaran
Masyarakat kerap mendapatkan kabar mengejutkan prihal Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) milik Pertamina. Kali ini kabar cukup menghebohkan tentang kecurangan SPBU saat mengisi bahan bakar minyak.
Kabar ini tersebar melalaui pesan berantai di grup chat smartphone, di mana seorang pria yang mengaku bernama Renan Maulana menceritakan pengalamannya dicurangi oknum SPBU di Jakarta dan Yogyakarta.
Dia mengaku, argo yang tercantum di layar dispenser SPBU akan tiba-tiba loncat ke harga yang diinginkan pembelian. Hal itu terjadi jika konsumen membeli dengan harga umum, seperti Rp 10 ribu, Rp 15 ribu, Rp 20 ribu, Rp 50 ribu atau Rp 100 ribu.
Sebaliknya, meski harga telah menunjukan angka pembelian. Namun saat dimintai struk, ternyata angka tersebut tidaklah seperti yang dipesan.
“Saat argo mendekati angka 80 ribu tiba-tiba tuh angkanya loncat langsung ke angka 100 ribu. Kakak saya ga nyadar tentang kejadian itu tapi sepontan saya langsung protes keras. Terus saya minta struknya, setelah keluar struk baru tuh kelihatan di struk tertulis Rp 80.075. Lalu petugasnya ngembaliin duit 20 ribu sambil bilangg ini sambil mukanya gugup,“ tulisnya.
Tanggapan Pertamina
Vice President Corporate Communication Pertamina, Adiatma Sardjito ikut angkat bicara. Kata dia, kabar yang tersebar dipesan berantai atau media sosial tersebut adalah hoax.
“Karena tidak ada tanggal, tidak ada tempat. Karena SPBU itu ada nomornya, kalau memang ada keluhan itu langsung laporkan saja, karena akan langsung ditindaklanjuti,” ucap Adiatma saat berbincang dengan Liputan6.com.
Dia juga menyatakan, cerita keluhan konsumen yang mengaku seolah-olah telah dirugikan SPBU nakal memang kerap dilayangkan kepada Pertamina. Namun hal itu tidak terbukti.
Adiatma juga menyatakan, untuk menentukan takaran volume bahan bakar dan harga pada dispenser SPBU, dilakukan beberapa bulan sekali, dengan pengawasan ketat, baik internal Pertamina maupun independen.
Jika memang masyarakat mendapatkan keluhan terdahap SPBU, maka Pertamina menyediakan layanan Contact Center selama 24 jam di nomor 1-500-000.
Advertisement