Liputan6.com, London - Seorang model cantik bernama Lauren Wesser harus kehilangan salah satu kakinya akibat menderita serangan toxic shock syndrome (TSS). Hal ini bermula dari penggunaan tampon yang membuat salah satu kakinya harus diamputasi.
Dilansir dari laman Independent.co.uk, Kamis (21/12/2018), kejadian itu bermula pada tahun 2012. Lauren kehilangan kakinya akibat penggunaan tampon yang terlalu lama (tak diganti-ganti).
Tampon adalah massa silinder yang berfungsi sebagai alat serap, umumnya digunakan sebagai produk kesehatan wanita. Alat ini akan menyerap darah kotor pada saat wanita mengalami haid.
Baca Juga
Advertisement
Model berusia 29 tahun itu sempat merasa terpuruk akibat musibah yang ia alami. Dokter terpaksa mengamputasi kakinya akibat kuman telah menyebar ke seluruh tubuh.
Tak hanya diamputasi, Lauren juga mengalami komplikasi kesehatan akibat terlalu lama menggunakan tampon.
Pada mulanya, ia mengalami gejala biasa seperti flu. Namun, hal itu kian memuncak setelah ia menderita serangan jantung.
Saat kaki Lauren mulai lumpuh, dokter menyarankan agar wanita itu untuk mengamputasi kedua kakinya. Tetapi, ia berusaha keras agar kaki sebelah kiri dapat diselamatkan. Lewat perjuangan, Lauren berhasil menyelamatkan kaki kirinya.
Kini, kondisi seperti itu telah ia jalani selama lima tahun. Sejak hal ini menimpa dirinya, Lauren lebih mengabadikan hidupnya untuk menginspirasi orang banyak.
Terutama meningkatkan kesadaran akan pencegahan TSS, termasuk potensi risiko penggunaan tampon.
Meski tak dapat berjalan dengan normal dan menggunakan alat bantu, Lauren masih bersyukur karena Tuhan masih memberikan ia kesempatan hidup.
Sebagai korban TSS, ia ingin agar banyak wanita yang menyadari hal tersebut.
Tak Punya Biaya, Pria Ini Amputasi Kakinya Pakai Gergaji Besi
Kasus amputasi lain yang jadi sorotan sempat dialami oleh seorang petani di Kota Boading, Provinsi Hebei, China, Zheng Yanliang. Ia nekat mengamputasi kaki kanannya sendiri. Pemotongan kaki ini dilakukan kerana Zheng mengalami penyumbatan pembuluh arteri dan tidak punya biaya untuk menjalani operasi di rumah sakit.
Diberitakan Shanghaiist, Zheng hanya menggunakan gergaji besi dan pisau yang biasa dipakai untuk mengupas buah untuk memotong kaki kanannya itu. Proses amputasi itu diabadikan dalam beberapa foto.
Dengan menahan rasa sakit, tangan Yanliang bekerja memotong kaki kanannya. Sementara, untuk menahan rasa sakit, mulut pria berusia 47 tahun itu menggigit alat penggaruk punggung yang dililit dengan handuk putih.
Kaki Zheng sudah sakit sejak 2012 silam. Kedua kakinya kemudian tidak lagi bisa dibuat untuk berdiri. Lama kelamaan, sakit yang dirasakan Zheng semakin luar biasa. Hingga akhirnya dia memutuskan untuk mengamputasinya.
Dokter menyatakan penyakit yang diderita Zheng sangat langka, dan diprediksi usianya hanya bertahan selama 1 bulan. Sang istri hanya bisa berurai air mata mendengar vonis dokter tersebut.
Hingga pada suatu hari, Saat istrinya terlelap, Zheng mengambil pisau yang biasa dipakai mengupoas buah, gergaji besi, dan handuk yang digunakan untuk membungkus penggaruk punggung.
Operasi itu berjalan lebih dari 20 menit. Sang istri yang terbangun menemukan kaki kanan Zhang telah teramputasi, tinggal 15 sentimeter dari pinggul. Untungnya, karena penyakit yang diderita itu, Zhang tidak mengalami banyak pendarahan.
Amputasi itu memang membuatnya tidak tersiksa dengan rasa sakit. Namun, setelah kaki kanan diamputasi, kini giliran infeksi di kaki kiri mulai memburuk. Zhang mulai merasakan sakit yang tidak tertahan pada kaki kirinya itu.
Saat ini, dia berusaha meminta bantuan masyarakat sekitar untuk membeli sebuah kaki palsu, sehingga dia bis atetap menjalani hidup dengan keluarganya.
Advertisement