Terlalu Putus Asa, Kakek Ini Pilih Tikam Istri yang Sakit Kanker

Teruo Yamashita tega membunuh sang istri dengan cara ditikam di bagian leher. Ia putus asa karena istri menderita kanker.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 21 Des 2017, 19:00 WIB
Ilustrasi Pembunuhan (iStock)

Liputan6.com, Sayana - Bukannya membawa sang istri ke rumah sakit, Teruo Yamashita malah tega mengakhiri hidup istrinya. Kakek berusia 62 tahun itu nekat membunuh sang istri, Makiko dengan cara ditikam di bagian leher.

Dilansir dari laman Japan Today, Kamis (21/12/2017), sang istri diketahui mengidap kanker stadium akhir. Karena terlalu putus asa, ia sengaja mengakhiri hidup Makiko.

Akibat perbuatan itu, Terui diamankan oleh kepolisian kota Sayana, Saitama, Jepang. Saat diperiksa, ia mengaku telah menikam sang istri pada Selasa 19 Desember 2017, pagi waktu setempat.

Kala itu, sang istri yang berusia satu tahun lebih muda darinya sedang berbaring di atas kasur.

Saat polisi datang, tubuh Makiko sudah tak bernyawa dan berlumuran darah.

Untuk itu, tim kepolisian langsung memanggil ambulans dan membawa tubuh nenek penderita kanker tersebut ke rumah sakit terdekat. Sesampainya di sana, Makiko dipastikan oleh tim dokter sudah meninggal.

Nenek tersebut diketahui mengidap kanker payudara stadium akhir. Teruo mengatakan, ia sudah tak kuasa apabila melihat sang istri menahan sakit.

 


Suami Asal China Bunuh Istri dan Simpan Jasadnya di Kulkas

Kasus suami bunuh istri bukan pertama kali terjadi. Artikel kali ini bercerita tentang suami yang melakukan pembunuhan sadis.

Dalam pengadilan, seorang pria asal China mengaku telah membunuh istrinya dan menyembunyikan jasadnya di dalam kulkas selama tiga bulan.

Pria berusia 30 tahun itu, Zhu Xiaodong, dituduh telah mencekik istrinya, Yang Liping (30). Hal itu ia lakukan setelah bertengkar hebat pada 18 Oktober 2016, di rumahnya di Distrik Hongkou, Shanghai.

Setelah membunuh Yang, Zhu membungkus jasadnya dengan selimut berwarna merah dan menyembunyikannya di dalam kulkas yang berada di balkon selama 105 hari.

Ia pun berpura-pura berperan sebagai istrinya, dengan meng-update media sosialnya dan mengirim pesan kepada orangtuanya.

Dikutip dari AsiaOne, Zhu mengakui telah membunuh istrinya ke polisi pada 1 Februari 2017, setelah mengundang orangtuanya untuk makan malam dan membokar tindakan kejinya itu.

Di pengadilan, Zhu mengaku bahwa ia akan menerima seluruh hukuman uang berdasar hukum.

Keluarga Yang meyakini bahwa itu adalah pembunuhan terencana dan meminta keadilan. Mereka meminta Zhu dihukum seberat-beratnya oleh pihak berwenang China.

"Ia tidak membunuh anakku karena gelap mata, ia merencanakannya," ujar ayah Yang, Yang Galian, seperti dimuat dalam Eastday.com.

Setelah kematian Yang terungkap, keluarga kedua belah pihak baru mengetahui bahwa pasangan suami istri yang menikah pada Desember 2015 itu telah mengajukan cerai pada Agustus 2016.

Dua bulan sebelum Yang dibunuh, Zhu membeli sejumlah buku tentang kematian dan pembunuhan.

Ia juga membeli kulkas yang digunakan untuk menyimpan jasad istrinya. Namun, Zhu mengaku bahwa ia membeli pendingin itu untuk menyimpan daging untuk reptil peliharaannya.

Meski telah mengajukan cerai, dua bulan setelahnya, pasangan asal China itu memutuskan untuk tak jadi cerai.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya