Sekjen PDIP: Soal Dedi Mulyadi Tunggu Pertemuan dengan Golkar

Dia mengakui partainya tertarik dengan sosok Dedi Mulyadi yang kental tradisi dan budaya Jabar.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 21 Des 2017, 13:25 WIB
Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri (tengah), Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristiyanto (kanan) dan Kepala Sekolah Partai PDIP Komarudin Watubun (kiri) saat kuliah umum Sekolah Partai di Depok, Jawa Barat, Selasa (12/12). (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, partainya telah mengambil keputusan terkait calon yang akan diusung di Pilkada Jawa Barat 2018. Namun, karena Golkar membuka ruang kerja sama, putusan tersebut belum diumumkan.

"Keputusan sudah diambil, tapi melihat berbagai dinamika politik nasional dan partai Golkar membuka ruang kerja sama, maka kami juga membuka ruang untuk dialog," ujar Hastodi Hotel Acacia Jakarta Pusat, Rabu (21/12/2017).

Dia mengakui partainya tertarik dengan sosok Dedi Mulyadi yang kental tradisi dan budaya Jabar. Namun, untuk menjadikan Dedi sebagai bakal calon gubernur di Pilkada Jabar 2018, perlu langkah lanjutan.

Hasto menyatakan, hal tersebut tergantung dari hasil pertemuan dengan Partai Golkar.

"Dedi Mulyadi dinilai positif oleh partai (PDIP). Kepemimpinan yang berdiri kokoh di atas kepribadian dan tradisi budaya masyarakat Jabar, serta kinerjanya dinilai positif oleh PDIP. Apakah ini akan berujung kerja sama? Ini ada proses politik, dialog, yang saat ini sedang kita lakukan," kata Hasto.


Kaji Anton Charlian

Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie menerima kunjungan Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto di kantor ICMI, Jakarta, Rabu (13/12). Kunjungan tersebut dalam rangka menjalin silaturahmi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

 Hasto juga menyatakan, partainya juga tengah mengkaji sosok Anton Charlian yang disebut-sebut akan menjadi pendamping Dedi. Hasto menegaskan, PDIP belum ada keinginan menjadikan Anton drbsgsi kader jika terpilih nanti.

"Bagi PDIP pengkaderan memang sangat penting, menjadi parpol itu harus mendorong kader-kader internal partai, tapi partai juga membuka diri terhadap proses kepemimpinan di luar mesin partai," ungkapnya.

Lima tahun lalu, kata dia, PDIP mencalonkan Rieke Dyah Pitaloka dan Teten Masduki, artinya partai juga membuka terhadap kepemimpinan di luar partai.

"Saat itu Pak Teten melalui tradisi dan track recordnya dalam memberantas korupsi dan kami nilai positif maka kami calonkan," tegas Hasto.


Sosok Lain

Hasto Kristiyanto (Istimewa)

Dia memuji Anton yang mempunyai catatan positif. Tapi masih ada sosok lain seperti Abdi Yuwana.

"Pak Anton kami lihat track record-nya cukup positif, tapi saat bersamaan kami melihat sosok lain seperti Abdi Uuwana itu juga memiliki catatan yang positif dalam membangun partai," tegas Hasto.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya